URnews

Kasus COVID-19 Dunia Terus Meningkat, WHO: Pandemi Ini Masih Jauh dari Selesai

Nivita Saldyni, Selasa, 28 April 2020 11.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kasus COVID-19 Dunia Terus Meningkat, WHO: Pandemi Ini Masih Jauh dari Selesai
Image: Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Genewa, Swiss, Senin (27/4/2020). (Reuters)

Genewa - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pandemi virus corona masih jauh dari kata selesai. Tedros mengingatkan bawa masih banyak 'pekerjaan rumah' yang masih harus dilakukan.

"Saya ulangi, pandemi jauh dari selesai. Kita memiliki jalan yang panjang di depan dan banyak pekerjaan yang harus kita dilakukan," kata Tedros dalam konferensi pers secara live streaming di Genewa, Swiss, Senin (27/4/2020), seperti dikutip dari Reuters.

Tedros meminta agar negara-negara di dunia bisa terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan adanya tren penurunan kasus terus berlangsung. Sebab, ia percaya bahwa gelombang kedua infeksi ini bisa dicegah dengan tindakan yang benar.

Namun di balik itu semua, Tedros mengingatkan kepada warga dunia bahwa mungkin anak-anak punya risiko rendah untuk tertular COVID-19 dan meninggal. Tapi, kesehatan mereka terancam oleh dampak darurat COVID-19 yang berimbas pada program vaksinasi untuk penyakit lain.

"Anak-anak mungkin berada pada risiko yang relatif rendah dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, tetapi dapat berisiko tinggi dari penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin," jelas Tedros.

Angka kerentanan anak-anak tertular COVID-19 dan menyebabkan kematian memang lebih rendah. Namun, menurut Tedros, anak-anak memiliki risiko tinggi dari penyakit lainnya yang dapat dicegah melalui vaksin.

Parahnya, Tedros menyebut masih ada 13 juta anak di seluruh dunia yang terkena dampak keterlambatan imunisasi rutin, seperti polio, campak, kolera, demam kuning dan meningitis. Kekurangan vaksin terhadap penyakit lain ini dilaporkan di 21 negara sebagai dampak dari adanya pembatasan akses perjalanan karena pandemi COVID-19.

"Dan kita ketahui angkanya akan meningat karena COVID-19," katanya.

Bukan hanya penundaan imunisasi semata, kekhawatiran orang tua untuk membawa anak keluar rumah untuk divaksinasi selama pandemi ini juga menjadi penyebab lainnya.

Sementara itu, peningkatan kasus infeksi COVID-19 di sejumlah negara di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin dan beberapa negara di Asia tengah menjadi perhatian WHO. Menurutnya, banyak kasus yang tak terdata dan terlaporkan karena minimnya kapasitas melakukan tes.

Untuk itu, WHO berupaya untuk terus memberikan dukungan peningkatan kapasitas dan menyuplai peralatan uji tersebut melalui penerbangan solidaritas, dan lebih dari 40 negara di Afrika akan menerimanya.

WHO juga rencananya akan mengirim alat pelindung diri (APD) ke 105 negara dan perlengkapan laboratorium ke 127 negara yang akan mulai didistribusikan minggu depan.

Namun dukungan ini tak akan cukup tanpa adanya partisipasi warga dunia untuk ikut memberantas COVID-19. Ia yakin bahwa persatuan nasional akan menjadi dasar yang kuat untuk membentuk solidaritas global. 

"Solidaritas, solidaritas, solidaritas. Kami akan mengatakan itu setiap hari," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait