URnews

Kepsek SMA ICBS Sentul: Pengeroyokan Dilatarbelakangi Pencurian

Urbanasia, Selasa, 4 April 2023 12.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kepsek SMA ICBS Sentul: Pengeroyokan Dilatarbelakangi Pencurian
Image: Ilustrasi - Korban penganiayaan. (Freepik)

Jakarta – Kasus pengeroyokan pelajar di sekolah kembali terjadi. Kini, kasus tersebut terjadi di SMA Boarding School, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Seorang siswa SMA diduga mengalami pengeroyokan yang dilakukan oleh teman dan kakak kelasnya. Akibatnya, korban mengalami luka-luka dan patah hidung.

Kejadian tersebut bermula ketika korban dituduh mengambil uang dari sebagian pelaku. Korban pun menyangkal dan mengatakan bukan dia yang mengambil uang tersebut.

Namun tanpa menggubris pembelaan korban kemudian para pelaku pun melakukan pengeroyokan dengan menendang, memukul dan menarik hingga korban mengalami memar dan pendarahan di hidung.

Menanggapi kasus tersebut, Kepala Sekolah Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Alfian Adi Surya membenarkan peristiwa itu. Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi karena perselisihan antar siswa.

“Latar belakang pemukulan tersebut karena pencurian berakibat terjadinya pemukulan,” katanya kepada Urbanasia, Selasa (4/3/2023).

Dia mengatakan, saat ini pihaknya yang difasilitasi oleh Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) untuk melakukan mediasi kepada kedua orang tua pelaku dan korban.

“Saat ini kami dibantu dan difasilitasi KPAD untuk memediasi kedua belah pihak orang tua siswa kami yang berkonflik,” kata Alfian.

Alfian juga mengatakan sejauh ini pihak sekolah akan terus mengedepankan penyelesaian masalah sesuai dengan ranah pendidikan serta mediasi.

“Dan yang sudah dilakukan oleh sekolah sejauh ini pada prinsipnya mengedepankan penyelesaian masalah dalam koridor pendidikan anak dan langkah yang terbaik bagi anak-anak kami serta mediasi yang kami fasilitasi,”ucapnya.

Tak Cuma itu, Alfian Adi juga menyampaikan bahwa sekolah bukan menjadi tempat untuk menghukum. Pihaknya akan melakukan pembinaan Imtaq kepada anak-anak yang melakukan pelanggaran dengan tujuan agar anak-anak dapat belajar dari kesalahannya.

“Sekolah tidak menjadi tempat untuk menghukum anak-anak ketika melakukan kesalahan, tapi kami lakukan pembinaan-pembinaan Imtaq bagi anak-anak  melakukan pelanggaran,”ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMA di salah satu boarding school di Sentul, Bogor, Jawa Barat mengalami luka-luka diduga setelah dianiya oleh delapan orang. Kedelapan pelaku merupakan kakak kelas dan juga teman sekelas korban.

Penganiayaan terjadi di gudang sekolah menjelang tengah malam. Peristiwa itu diawali dengan tuduhan mencuri oleh pelaku kepada korban.

Orang tua korban sudah melaporkan kasus itu ke polisi. Namun hingga kini, para pelaku belum dipanggil untuk dimintai keterangan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait