URnews

Siswa SMA Boarding School di Sentul Keroyok Kakak Kelas, Orang Tua Lapor Polisi

Urbanasia, Sabtu, 1 April 2023 10.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Siswa SMA Boarding School di Sentul Keroyok Kakak Kelas, Orang Tua Lapor Polisi
Image: Ilustrasi penganiayaan. (Pixabay)

Jakarta - Seorang siswa SMA boarding school di Sentul, Bogor, Jawa Barat (Jabar), dikeroyok oleh teman dan kakak kelasnya hingga babak belur. Korban mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya termasuk tulang hidung hancur dan harus dioperasi.

"Betul, sesuai laporan polisi yang saya buat dan bukti-bukti yang ada," kata ayah korban, Achmad Fahrurozi saat dikonfirmasi Urbanasia, Jumat (31/3/2023) malam.

Fahrurozi menyebut pengeroyokan tersebut terjadi pada 18 Februari lalu di dalam asrama sekolah. Pengeroyokan diduga dilakukan oleh delapan orang kakak kelas korban dan teman sekelas korban.

"Pelaku delapan orang. Dari pengakuan pelaku utama itu ada 8 orang. Jadi pelaku yang satu kelas dengan anak saya itu 4 orang, anak saya kan kelas X, terus kelas XI ada 3 orang, kelas XII 1 orang. Jadi total 8 orang," ungkap Fahrurozi.

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka parah di hidung hingga harus menjalani operasi. Tulang hidung korban hancur usai penganiayaan.

"Luka di bagian mukanya. Di bagian hidung itu ada kerusakan, tulang hidung ataupun tulang rawan. Tulang kerasnya patah, tulang rawannya hancur. Hari ini operasinya,” kata Fahrurozi.

Fahrurozi mengatakan sejak kejadian, anaknya langsung dibawa pulang ke rumah. Ia khawatir anaknya trauma jika dikembalikan ke asrama.

"Dari awal kejadian, tanggal 19 itu anak saya sudah saya bawa pulang. Coba rasakan kalau melihat anak seperti itu, langsung saya bawa pulang, siapa lagi yang lindungin dia di situ. Kalau saya obatin lalu saya balikin hari itu, ya dia pasti mati," ucapnya.

Berdasarkan laporan polisi yang didapatkan Urbanasia, peristiwa itu bermula saat korban sedang beristirahat di asrama. Lalu pelaku mendadak datang dan menuduh korban mengambil uang sebagian pelaku.

Korban kemudian diinterogasi oleh pelaku. Namun karena tidak merasa mengambil uang tersebut, korban membantah. Dan terjadilah pengeroyokan dengan cara dipukul, ditendang, dan ditarik dengan tangan kosong berkali-kali sehingga korban mengalami memar dan pendarahan di hidung.

Fahrurozi menyebut sudah berinisiatif dan mencoba mengajak pihak sekolah serta orang tua pelaku mediasi dan bermusyawarah. Namun hingga akhir Februari tidak ada respons, sehingga Fahrurozi melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

"Saya laporan ke polisi tanggal 1 Maret. Karena awalnya kita coba beriktikad baik, kita kasih waktu dari tanggal 19 tidak ada inisiatif atau iktikad baik dari para orang tua pelaku ya akhirnya kita lapor polisi," katanya.

Hingga kini, kata Achmad, kasus tersebut belum ada perkembangan. Dia pun berharap, keadiilan untuk sang anak bisa segera didapatkan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait