Mengenal Peristiwa Black Hole Supermasif di Galaksi Bima Sakti

Jakarta - Dari astronom hingga penggemar ruang angkasa umum, Black Hole atau lubang hitam adalah topik yang menarik untuk diperbincangkan.
Seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, ada peristiwa aneh yang terjadi di pusat galaksi Bima Sakti.
Dilansir dari laman The Daily Galaxy, pada bulan Oktober 2019, Black Hole tiba-tiba berubah menjadi cerah, bahkan muncul seperti gunung api besar yang tidak aktif.
"Gravitasi begitu kuat, apa yang masuk ke dalamnya (Black Hole) bisa saja nggak keluar," kata direktur Event Horizon Telescope dan astronom dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics, Shep Doeleman.
Kemudian pada Juni 2020 lalu, para astronom dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble melaporkan, bahwa mata inframerah Hubble menangkap ada kilatan yang sangat besar dari Black Hole Bima Sakti sekitar 3,5 juta tahun yang lalu.
Bahkan, cahaya sorot mencapai jauh ke luar angkasa, sehingga menyinari aliran gas yang sangat besar yang mengikuti dua Bima Sakti galaksi satelit terkemuka yakni Awan Magellan Besar (LMC) dan Awan Magellan Kecil (SMC).
Kilatan itu tidak diragukan lagi dan telah disaksikan oleh hominid awal di sabana Afrika, ketika cahaya tersebut menyebar tinggi di atas kepala yang kemudian dinamai konstelasi Sagitarius.
Ribuan tahun kemudian, para astronom menggunakan kemampuan unik Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA untuk mengungkap lebih banyak petunjuk tentang ledakan dahsyat ini, menemukan bahwa ledakan lubang hitam itu mungkin disebabkan oleh awan hidrogen besar hingga 100.000 kali massa Matahari yang jatuh ke piringan material yang berputar-putar.
Kemudian, pada 12 Desember 2020 kemarin, akun Instagram resmi Observatorium Sinar-X Chandra NASA membagikan dua gambar, yakni yang diduga penggabungan dua Black Hole.
“Galaxy NGC 6240 berisi dua #BlackHoles supermasif dalam proses penggabungan. Terlihat sebagai 'titik' terang di dekat pusat gambar ini, lubang hitam hanya berjarak 3.000 tahun cahaya. Akhirnya mereka akan melayang bersama, membentuk lubang hitam yang lebih besar jutaan tahun dari sekarang,” demikian bunyi tulisan itu.
Menurut sebuah posting blog resmi yang dibagikan oleh NASA, dua lubang hitam yang digambarkan dalam bidikan itu hanya berjarak 3.000 tahun cahaya. Para ilmuwan percaya bahwa proses penggabungan ini dimulai sekitar 30 juta tahun yang lalu.
Dua lubang hitam supermasif diperkirakan akan bergabung menjadi Black Hole yang lebih besar, dengan perkiraan waktu puluhan atau ratusan juta tahun dari sekarang.