URnews

Netizen Ramai Bahas Kondisi Fisik dr Sunardi, Ini Kata Densus 88

Nivita Saldyni, Jumat, 11 Maret 2022 16.49 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Netizen Ramai Bahas Kondisi Fisik dr Sunardi, Ini Kata Densus 88
Image: ilustrasi Densus 88 (Foto: Antara)

Sukoharjo - Seorang tersangka teroris, dr Sunardi tewas usai ditembak Densus 88 Antiteror Polri dalam penyergapan di Sukoharjo, Jawa Tengah karena melakukan perlawanan kepada petugas.

Namun kini publik menyoroti kondisi kesehatan dr Sunardi yang tak memungkinkan melawan petugas karena disebut-sebut mengalami stroke dan membuatnya memiliki keterbatasan fisik.

Hal itu diungkapkan salah satu pengguna Facebook yang mengaku rekan dr Sunardi, Wadda Umar. Ia mengatakan sempat bertemu dengan dr Sunardi pada Sabtu (5/3/2022) dan saat itu dr Sunardi masih berjalan dengan bantuan tongkat.

"Ketika mendengar beliau ditembak mati krn melawan, rasanya tidak mungkin. Karena sy ketemu terakhir beliau hari sabtu kemarin saat beliau takziyah ke keluarga kami- setelah perjumpaan terakhir tahun 2009-, beliau berjalan masih memakai tongkat, tertatih-tatih. Sepertinya tidak mungkin bisa melawan," tulis Wadda seperti dikutip Urbanasia pada Jumat (11/3/2022).

Akun Instagram @irfan_noviandana juga membagikan beberapa komentar netizen yang mengungkap kesaksian netizen lain soal kondisi fisik dr Sunardi.  

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Irfan Noviandana (@irfan_noviandana)

"Bertahun2 beliau sholat saja selalu sambil duduk pakai kursi. Naik mobil disopiri. Kira2 bagaimana cara beliau melawan petugas? Malem2 pula," kata salah seorang netizen.

"Lha dokter Sunardi kan punya keterbatasan fisik, gimana cara beliau melawan... Ya Allah berilah balasan pada yang Zhalim dengan keras dan segera," kata lainnya.

"Pak Dokter itu kaki bermasalah, berdiri aja susah, jalan pakai tongkat," komentar netizen lain.

Densus 88 Beri Penjelasan

Menanggapi ramainya netizen yang menyayangkan keputusan aparat penegak hukum, Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri Komnes Aswin Siregar pun buka suara. Ia pun menegaskan bahwa dr Sunardi melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya.

"Untuk diketahui dan ditegaskan lagi bahwa tersangka melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya. Tersangka menabrakkan kendaraannya kepada petugas yang menghentikannya dan kendaraan petugas tersebut," kata Aswin kepada wartawan, Jumat (11/3/2022).

"Kemudian (tersangka) melarikan diri dan menabrak beberapa kendaraan milik masyarakat yang kebetulan berada di jalan tersebut sehingga sangat membahayakan jiwa bagi petugas dan masyarakat," jelasnya lebih lanjut.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo turut memberikan tanggapan soal  tindakan tegas dan terukur yang dilakukan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri itu. Ia mengatakan bahwa tindakan tegas dan terukur berupa penembakan itu adalah upaya terakhir yang dilakukan oleh petugas di lapangan.

“Prinsipnya penegakan hukum adalah upaya terakhir ketika upaya-upaya preventif sudah dilakukan oleh petugas di lapangan,” kata Dedi seperti dikutip dari Antara.

Ia pun menjelaskan, petugas kepolisian, dalam hal ini Densus 88 Antiteror dibekali kewenangan diskresi atau kebebasan mengambil keputusan sesuai situasi di lapangan. Sehingga jika ada kondisi yang membahayakan, petugas bisa mengambil tindakan untuk melumpuhkan. 

“Apabila membahayakan maka dapat dilakukan tindakan untuk melumpuhkan,” katanya.

Ia pun menegaskan personel kepolisian bertugas sudah sesuai dengan aturan dan perundangan yang ada. Dalam hal ini, personel bergerak sesuai dengan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian dan Perkap Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM dalam Penyelenggaran Tugas Kepolisian.

Namun jika dalam upaya penegakan hukum terjadi pelanggaran yang dilakukan petugas, maka Dedi menegaskan pihaknya tak segan-segan untuk menindak tegas.

“Apabila ada pelanggaran yang dilakukan, anggota Propam akan menindak,” pungkasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait