Ngaku Salah Sebut, Nadiem Makarim Klarifikasi soal 'Shadow Organization'

Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengaku salah menggunakan frasa “shadow organization” atau organisasi bayangan dalam pertemuan di Markas PBB, Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
Dalam klarifikasinya, Nadiem mengatakan bahwa kata yang sebenarnya adalah organisasi “mirroring” untuk bekerja sama dengan kementerian dalam mendorong dan menerapkan platform teknologi.
“Ada satu kesalahan dalam menggunakan kata ‘shadow organization’, yang saya maksud itu organisasi ‘mirroring’ terhadap kementerian kami. Artinya setiap dirjen yang menyediakan layanan bisa menggunakan tim yang bekerja sama untuk mendorong dan menerapkan kebijakan melalui platform teknologi,” kata Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, mengutip ANTARA, Rabu (28/9/22).
Penggunaan frasa “shadow organization” membuat heboh publik karena dianggap menyalahi susunan organisasi dan tata kerja yang ada di Kementerian. Organisasi yang dimaksud adalah GovTech Edu yang merupakan bagian dari PT Telkom.
“Kebijakan melalui platform teknologi itu yang dipuji-puji negara maju dengan inovasi-inovasi yang kami lakukan. Bukan kita meluncurkan suatu produk, tetapi bagaimana cara birokrasi kami bekerja,” jelasnya.
Nadiem menambahkan jika pejabat di Kemendikbud memperlakukan organisasi tersebut sebagai mitra kerja. Meskipun seluruh keputusan ada pada dirjen dan direktur.
“Saya ingin mengucapkan sekali lagi, bahwa ini merupakan aspirasi saya sebagai pemimpin. Bukan hanya berbicara dengan mengajarkan negara lain terkait apa yang dilakukan Indonesia. Harapan kami, ini bisa berbagi dengan Pemda dan Kementerian lainnya,” tambah Nadiem.
Sebelumnya, Nadiem menyebut pihaknya memiliki tim berjumlah 400 product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai “shadow organization” untuk Kemendikbud Ristek.
Hal ini disampaikan oleh Nadiem saat dirinya berbagi praktik baik transformasi teknologi dalam pendidikan di Indonesia pada rangkaian United Nations Transforming Education Summit di Markas besar PBB.
“Kami sekarang memiliki 400 product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk Kementerian,” kata Nadiem Makarim dalam unggahan video di Instagram @nadiemmakarim.