Peternak Alumni Program YPFA Berhasil Tingkatkan Produksi Susu: 25 Liter per Hari

Jakarta - Produksi susu di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data terbaru, rata-rata produksi susu di peternakan rakyat masih berkisar 12,5 liter susu segar per ekor per hari, angka yang masih jauh lebih rendah dari negara lain yang sudah mencapai 25-30 liter per hari.
Rendahnya produktivitas ini disebabkan berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan peternak, faktor susu dan kelembapan yang tinggi, dan sebagainya.
Menurut Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu IPB University, Prof Epi Taufik, inovasi dan penerapan teknologi peternakan menjadi keharusan dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Tak hanya itu, kata dia, inovasi dari teknologi peternakan juga sangat penting dalam menghasilkan produk susu yang berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi serta bernilai gizi optimal.
“Dengan teknologi, produksi susu jauh lebih efisien, kualitas lebih baik, dan masa simpan lebih panjang,” kata Prof Epi dalam peringatan Hari Susu Sedunia yang digelar PT Frisian Flag Indonesia (FFI) di IPB University, Senin (2/6/2025).
Sementara itu, Corporate Affairs Director PT FFI, Andrew F Saputro mengatakan, peningkatan produksi susu di peternakan rakyat juga jadi salah satu fokus FFI sebagai salah satu produsen susu terbesar di Indonesia.
Menurut Andrew, beberapa program sudah digulirkan FFI dalam rangka mendorong peningkatan produksi susu. Dua di antaranya adalah program Dairy Development (DD) dan turunannya, Young Progressive Farmer Academy (YPFA).
Peringatan Hari Susu Sedunia oleh Frisian Flag Indonesia di IPB University. (FFI)
Andrew menjelaskan, program DD mendampingi puluhan ribu peternak sapi perah lokal dalam tata kelola dan standar manajemen peternakan. Tak hanya itu, program ini juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal melalui promosi praktik good dairy farming practices (GDFP).
“Program DD sudah dijalankan FFI selama 30 tahun dengan misi meningkatkan produksi susu sapi segar berkualitas melalui kemitraannya dengan koperasi,” kata Andrew dalam kesempatan yang sama.
Adapun Young Progressive Farmer Academy (YPFA) adalah program pemberdayaan peternak muda untuk menghasilkan tata kelola peternakan yang modern dan berkelanjutan.
Dalam program ini, FFI membuka kesempatan bagi para peternak muda untuk mengirimkan proposal perencanaan bisnis. Peserta yang terpilih berkesempatan untuk mengikuti pelatihan di Belanda.
Upaya meningkatkan produksi susu melalui DD dan YPFA sudah membuahkan hasil. Seorang peternak asal Pujon, Malang, yang merupakan alumni YPFA dan binaan FFI, Tatok Harianto, mengaku sudah berhasil meningkatkan produksinya menjadi 25 liter per ekor per hari.
“Saat ini produksi susu segar harian dari peternakan saya sudah mencapai 25 liter per ekor,” kata Tatok dalam kesempatan yang sama.
Tatok menuturkan, dirinya mendapat pendampingan dan pelatihan tata kelola peternakan melalui kedua program tersebut. Hasilnya pun kini sudah bisa dirasakan, baik oleh dirinya pribadi maupun rekan-rekan sejawatnya.
“Pelatihan dari DD FFI telah meningkatkan kemampuan, kualitas hidup, dan kesejahteraan kami,” pungkas Tatok.