URnews

Punya Pabrik Baru, FFI Tegaskan Komitmen Penuhi Gizi Indonesia

William Ciputra, Senin, 28 Oktober 2024 17.43 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Punya Pabrik Baru, FFI Tegaskan Komitmen Penuhi Gizi Indonesia
Image: Pabrik Frisian Flag Indonesia di Cikarang, Jawa Barat. (Urbanasia)

Jakarta - Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya susu sebagai upaya memenuhi kebutuhan gizi terus mengalami peningkatan. Buktinya, kebutuhan susu secara nasional meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, kebutuhan susu nasional pada tahun 2021 sebesar 4,3 juta ton. Angka ini meningkat jadi 4,4 juta ton pada 2022.

Meski begitu, fakta di lapangan masih menunjukkan bahwa konsumsi susu nasional per kapita di Indonesia tergolong rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan, konsumsi susu per kapita baru mencapai 16,27 kilogram per tahun.

Data tersebut terbilang rendah jika dibandingkan dengan standar dari Badan Pangan Dunia (FAO). Menurut FAO, konsumsi susu di bawah 30 kg per tahun merupakan batas rendah, sedangkan batas sedang terjadi jika konsumsi susu mencapai 31-50 kg per tahun.

Hanya saja, meski kebutuhan susu nasional masih rendah, tetap saja tingkat produksi masih belum bisa memenuhi. BPS mencatat, pada 2022, produksi susu segar dalam negeri (SSDN) hanya 969.980 ton, atau hanya 20 persen dari kebutuhan nasional 4,4 juta ton.

Komitmen Frisian Flag Indonesia

1730112043-FFI-Cikarang-.jpgCorporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro (Tengah). (Urbanasia)

Melihat fakta tersebut, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) sebagai salah satu produsen susu tidak tinggal diam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menghadirkan pabrik baru FFI di Cikarang, Jawa Barat.

Menurut Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, pabrik FFI di Cikarang yang baru diresmikan pada Juli 2024 itu bisa memproduksi 700 juta hingga 1 miliar kilogram produk susu per tahun.

“Kapasitas produksi di pabrik baru yang lebih besar memungkinkan FFI memberikan akses ke lebih banyak konsumen di setiap tahap kehidupan mereka, dan memperkuat keinginan FFI untuk lebih berperan dalam menyediakan gizi terpercaya bagi keluarga Indonesia,” kata Andrew dalam Sharing Session dan Tur Pabrik FFI Cikarang pada Selasa (15/10/2024) lalu.

Pabrik FFI di Cikarang dibangun dengan fasilitas unggulan dan teknologi ramah lingkungan yang menerapkan standar produksi susu dunia.

Penggunaan Biomass Boiler untuk menghasilkan tenaga uap, pengelolaan air dalam lingkungan pabrik melalui fasilitas Waste Water Recycling, pallet ramah lingkungan, serta menggunakan sistem atap Solar Panel untuk memanfaatkan sinar matahari menjadi perhatian utama FFI untuk mewujudkan praktik bisnis berkelanjutan.

Pabrik Cikarang menargetkan produksi hingga 1 miliar kilogram produk susu setiap tahunnya. Pembangunan pabrik baru ini menelan investasi Rp 3,8 triliun.

Selain itu, FFI juga berupaya meningkatkan penyerapan pasokan susu segar dalam negeri dari belasan ribu peternak sapi perah rakyat di Indonesia yang berarti turut berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan peternak.

Produktivitas dan Taraf Hidup Peternak

1730112114-Susu-FFI.jpgTumpukan susu yang diproduksi Pabrik FFI Cikarang dan siap didistribusikan. (Urbanasia)

Pembangunan pabrik dengan kapasitas produksi yang besar bukan satu-satunya upaya FFI dalam memenuhi kebutuhan gizi, utamanya susu di Indonesia.

Andrew menjelaskan, dalam perjalanannya, FFI juga berusaha meningkatkan produktivitas susu melalui tiga pilar, yaitu Sehat, Sejahtera, dan Sustainability.

Pada pilar Sejahtera, FFI memiliki beberapa program yang menjamah sektor hulu, dalam hal ini peternak sapi, seperti Farmer to Farmer, Milk Collection Point, Dairy Village, Young Farmers Academy, dan Bewara.

Dalam kesempatan tersebut, Andrew mencontohkan program Farmer2Farmer. Melalui program ini, FFI berharap dapat mendorong motivasi tinggi para petani lokal untuk menjaid lebih baik.

“Sejak 2013, program ini telah memberangkatkan peternak lokal ke Belanda, untuk belajar tentang pengelolaan peternakan yang baik,” kata Andrew.

Di samping itu, program ini juga mendatangkan 10 peternak sukses dari Belanda. Mereka diminta untuk berbagi ilmu kepada 1.000 peternak lokal di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kata Andrew, setelah program Farmer2Farmer dilaksanakan, pendapatan peternak mengalami kenaikan antara 10-30% yang menandakan perbaikan kesejahteraan mereka.

Kemudian, FFI juga punya program lain dalam rangka meningkatkan produktivitas susu di Indonesia. Program itu adalah Dairi Village, yaitu peternakan sapi perah modern di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Menurut Andrew, Dairy Village ini merupakan percontohan peternakan modern, ramah lingkungan, dan terintegrasi.

Produktivitas Dairy Village mencapai 17 kg susu per sapi per hari pada tahun pertama. Jumlah ini lebih tinggi 40% dari rata-rata produktivitas sapi perah di Indonesia, yaitu 12 kg per sapi per hari.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait