Senada dengan Biden, Pakar Unair Prediksi Jakarta Tenggelam pada 2030

Surabaya - Beberapa hari lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuat heboh masyarakat Indonesia. Dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada 27 Juli 2021, dia memprediksi DKI Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan.
Dalam pidatonya, Joe Biden mengingatkan bahwa perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
Senada dengan Joe Biden, Kepala Teknik Lingkungan Universitas Airlangga, Eko Prasetyo Kuncoro menjelaskan, fenomena pemanasan global menjadi PR para ahli, ilmuwan, dan akademisi memprediksi DKI Jakarta dan 112 kota di utara Jawa akan tenggelam pada 2030.
“Sebenarnya, apakah itu mutlak? Kita tidak bisa mengatakan mutlak karena kendali bukan di tangan kita tapi tangan Yang Maha Kuasa,” ujarnya saat dihubungi Unair, dikutip Urbanasia, Jumat (20/8/2021).
Kendati demikian, Eko mengatakan secara rasional bahwa pemanasan global tidak bisa dihindari dan memiliki banyak dampak efek.
“Salah satu dampak yang dirasakan masyarakat dunia terkait pemanasan global adalah perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu air laut sehingga menyebabkan permukaan air laut relatif naik dan volumenya lebih banyak,” ujar dosen asal Kediri ini.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan mencairnya gletser di kutub juga menjadi salah satu penyebab suhu air laut dan akibatnya naiknya permukaan air laut.
Mengenai pantai utara Jawa yang terancam tenggelam, Eko menyebut, karena kenaikan muka air laut dan faktor lain seperti pemanfaatan air tanah.
“Awalnya, permukaan tanah turun, dan kemudian permukaan laut naik. Nah, kombinasi ini menyebabkan beberapa kota tenggelam,” tambahnya.
Eko mencermati, beberapa wilayah yang diprediksi tenggelam berada di wilayah kenaikan muka air laut, seperti Jakarta Utara, Semarang, Demak, dan Pekalongan.
“Permukaan laut ini diprediksi memiliki angka yang berbeda antara satu sumber dengan sumber lainnya, namun dari tahun 2001-2009 daerah-daerah tersebut mengalami kenaikan muka air laut antara 1 hingga 1,5 meter,” jelasnya.
Eko juga melihat alasan mengapa para ahli lebih fokus pada DKI Jakarta yang diprediksi tenggelam dibandingkan kota-kota lain di Indonesia.
“Dalam konteks kepentingan daerah, saya kira Jakarta adalah representasi dari ibu kota negara yang padat penduduknya, sehingga bisa dijadikan contoh,” tandasnya.