URnews

Soal Karyawan Gaji 20 Juta Minta Bantuan, Ini Kata Ahli Keuangan

Griska Laras, Kamis, 14 Mei 2020 09.18 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Soal Karyawan Gaji 20 Juta Minta Bantuan, Ini Kata Ahli Keuangan
Image: istimewa

Jakarta – Baru-baru ini media sosial dibuat heboh oleh curhatan seorang pegawai yang gajinya dipotong imbas corona.

Awalnya pegawai yang diketahui bernama Ayat Dhoif ini mengaku memiliki gaji sebesar Rp 20 juta. Namun semenjak pandemi corona, gajinya dipotong setengahnya.

"Gaji saya 20 juta per bulan, tapi setelah COVID-19 ini saya hanya digaji separo hanya sekitar 10 juta per bulan. Saya mohon bantuan dari pemerintah untuk makan anak istri karna sisa gaji segitu tidak cukup" tulisnya di laman Facebook. 

Kata Ayat, dalam sebulan uang gajinya hanya tersisa Rp 500 ribu. Sebab sebagaian besar gajinya ia alokasikan untuk membayar cicilan mobil sebesar Rp 4.5 juta dan cicilan KPR sebanyak Rp 5 juta.

Postingan itu mendapat respons beragam dari warganet. Tak sedikit dari mereka yang memberikan kritik dan hujatan.

"Kalau cicilan saya tidak saya bayarkan bisa-bisa rumah dan mobil disita. Itu gak cukup untuk susu anak saya" tambahnya. 

1589422638-Screenshot-laman-facebook-ayat.jpg

Screenshot postingan Ayat Dhoif/Facebook. 

Ia pun mengeluhkan kondisi keuangannya dan berharap pemerintah mau memberikan bantuan.  Menanggapi hal itu, Senior Financial Advisor, Aidil Akbar Madjid mengatakan kalau masalah tersebut terjadi akibat gagalnya perencanaan keuangan.

“Dengan penghasilan awal 20 juta, ada cicilan utang hampir 50 persen itu salah besar, karena batas cicilan utang hanya 30 persen dari total penghasilan. Kita harus disiplin soal batas maksimal cicilan 30 persen, lebih baik lagi kalau di bawah itu,” kata Aidil kepada Urbanasia.

Lalu kalau sudah begitu, apa yang mesti dilakukan?

Aidil mengatakan, dengan kondisi seperti itu, seseorang perlu melepaskan sebagian asetnya yang intensitas kebutuhannya paling rendah.

“Dalam keadan seperti itu dia perlu melepaskan assetnya, kalau rumah kan tidak mungkin berarti dia harus melepas mobilnya. Karena informasi yang didapatkan hanya setengah kita tidak tahu apakah dia punya investasi dan emergency fund. Kalau dia nggak mau lepas mobilnya, dia bisa melepas aset-aset lainnya”.

Aidil juga menganjurkan untuk meminta keringanan penundaan pembayaran cicilan ke bank.

“Yang harus dilakukan datang ke bank minta keringanan pembayaran cicilan. Pemerintah juga sudah  mengeluarkan instruksi untuk memberikan keringanan buat orang-orang yang terkena dampak COVID-19 dan bentuknya pun bermacam-macam.

Aidil juga memberikan tips mengatur keuangan selama masa pandemi corona. Menurutnya, memenuhi kebutuhan pokok dan membayar premi asuransi adalah prioritas utama alokasi gaji.

“Di masa pandemi ini yang terpenting adalah kebutuhan pokok dulu, kebutuhan pokok yang harus dipersiapkan bukan cuma untuk bulan ini saja tapi juga untuk bulan depan atau tiga bulan mendatang,” paparnya.

“Kedua adalah asuransi, baik itu BPJS atau asuransi lainnya harus dibayarkan. Ini penting banget, karena kalau tidak ada asuransi dan ada musibah nantinya malah akan keluar uang lebih banyak lagi”.

Terakhir, terapkan gaya hidup hemat selama pandemi dengan tidak mengeluarkan uang untuk sesuatu yang kurang penting.

“Hidup hemat tidak foya-foya, kalau bisa kurangi jajan-jajan, direm dulu untuk saat ini.  Tapi kalau sesekali bolehlah," ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait