URnews

TIKI Terapkan Green Logistic untuk Bisnis dan Lingkungan Berkelanjutan

Urbanasia, Kamis, 24 Juli 2025 16.49 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
TIKI Terapkan Green Logistic untuk Bisnis dan Lingkungan Berkelanjutan
Image: (ki-ka) Direktur Nasional TIKI Ahmad Ferwito dan Head of Nasional TIKI Adam Ismanto. (Urbanasia)

Jakarta - Aktivitas bisnis di semua sektor tidak hanya fokus pada keuntungan usaha saja, tetapi sudah mulai memikirkan dampaknya pada lingkungan. Hal ini berlaku di semua sektor, termasuk sektor logistik.

Perhatian terhadap isu lingkungan pada sektor industri logistik ini tercermin melalui munculnya inisiatif bernama green logistics, yaitu praktik bisnis yang fokus pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan pada seluruh mata rantai pasokan logistik.

Industri logistik sendiri menjadi salah satu sektor penyumbang emisi gas rumah kaca yang angkanya cukup besar, yaitu 7% secara global. Emisi ini berasal dari berbagai aktivitas logistik, mulai dari transportasi, pergudangan, hingga pengemasan.

Sebagai salah satu perusahaan logistik dan kurir terbesar di Indonesia, PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) turut menyadari pentingnya menerapkan inisiatif green logistics dalam aktivitas bisnisnya.

Menariknya, inisiatif logistik hijau ini sudah diterapkan TIKI jauh sebelum riuh isu lingkungan menyeruak di masyarakat. Menurut Direktur Nasional TIKI, Ahmad Ferwito, pihaknya sudah menerapkan inisiatif ini dalam 15 tahun terakhir.

“Sebenarnya kita sudah menjalankan inisiatif ini tanpa kita sadari, mulai dari efisiensi penggunaan energi hingga penggunaan kemasan yang mudah diurai,” kata Ferwito saat berbincang dengan Urbanasia, Selasa (22/7/2025).

Sementara itu, Head of Nasional TIKI, Adam Ismanto menjelaskan lebih lanjut terkait penggunaan kemasan dari bahan plastik yang mudah diurai ini.

Adam menjelaskan, plastik kemasan yang digunakan untuk mengemas dokumen merupakan plastik Oxium. Sebagai informasi, plastik oxium adalah jenis plastik yang ditambahkan aditif biodegradable bernama Oxium, yang membuatnya cepat terurai.

“Inisiatif menggunakan plastik oxium ini sudah kita jalankan sekitar 15 tahun yang lalu. Awalnya memang harganya tinggi, tetapi tetap kita pakai karena kepedulian terhadap lingkungan,” kata Adam.

Selain itu, lanjut Adam, TIKI juga cukup concern terhadap prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), terutama pada prinsip reuse. Adam mencontohkan karung, kardus, dan palet kayu yang digunakan secara berulang untuk mengemas barang konsumen.

Upaya Kurangi Emisi Karbon

TIKI juga berupaya menekan emisi karbon dari aktivitas bisnisnya. Beberapa kebijakan sudah dijalankan dalam rangka menekan emisi karbon ini. Misalnya uji emisi untuk kendaraan operasional.

Menurut Ferwito, kendaraan operasional TIKI wajib lulus uji emisi secara berkala. Umur kendaraan pun dibatasi, yaitu maksimal 3 tahun. Jika sudah lewat, kendaraan akan diganti dengan yang lebih muda.

Bicara tentang pengurangan emisi karbon dari transportasi, publik pasti akan menanyakan tentang transformasi kendaraan listrik. Rupanya, TIKI juga sudah mulai menggunakan kendaraan listrik, terutama roda dua.

“Kita juga sudah menggunakan motor listrik, jumlahnya ada 12 unit di area Jakarta. Lalu kita juga punya Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang totalnya 9 unit di 7 gerai,” kata Ferwito.

Adapun 7 gerai SPBKLU milik TIKI ini tersebar di berbagai titik di Jakarta, mulai dari TIKI Pemuda, Raden Saleh, Pluit, Hayam Wuruk, Garuda, Warung Buncit, dan Warung Jati.

Upaya mengurangi emisi karbon dalam pengiriman ini juga didukung dengan penerapan teknologi. Adam menjelaskan, TIKI sudah mengadopsi Sistem Manajemen Transportasi (TMS) dalam aktivitas pengiriman barang.

TMS adalah platform perangkat lunak logistik yang membantu bisnis merencanakan, melaksanakan, dan mengoptimalkan pergerakan barang, baik yang masuk maupun keluar.

“Dampak penggunaan TMS, kita bisa menghemat bahan bakar 18%, karena pengiriman yang lebih efisien, bisa menentukan rute tercepat, sehingga waktu tunggu konsumen lebih singkat,” tuturnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait