URnews

Tito Karnavian Sebut Corona Masih Dianggap Hoax di Negara Mayoritas 'Low Class'

Griska Laras, Selasa, 22 September 2020 10.23 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tito Karnavian Sebut Corona Masih Dianggap Hoax di Negara Mayoritas 'Low Class'
Image: Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. (kemendagri.go.id )

Jakarta - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengatakan sebagian besar masyarakat di negara mayoritas low class masih menganggap COVID-19 sebagai hoaks (kebohongan) dan konspirasi. Kondisi tersebut sedikit banyak mempengaruhi efektivitas penanganan pandemi di negara tersebut.

Pernyataan itu dia sampaikan di webinar 'Strategi Menurunkan COVID-19, Menaikkan Ekonomi', Minggu (20/9/20).

"Di negara yang mayoritasnya low class, yang tidak terdidik, kurang mampu, jangankan menyuruh pakai masker, masih banyak yang menyebut COVID-19 konspirasi, hoaks dan lain-lain.

Hal itu bertolak belakang dengan situasi di negara yang mayoritas masyarakatnya berasal dari middle class seperti Singapura. Menurut Tito, sebagian besar warga negara tetangga itu sudah paham dengan bahaya virus corona sehingga sangat membantu negaranya dalam menekan tingkat penularan lokal.

"Di negara yang komposisi demografi yang rakyatnya (dari status sosial) middle class, terdidik, mampu secara ekonomi, tadi disebut Singapura dan lain-lain, mereka majority middle class. Mereka (masyarakat) sudah bisa googling pakai masker buat apa," lanjut Tito.

Meski demikian Tito juga mengakui,  penanganan COVID-19 di Indonesia dan Singapura tidak bisa disamakan. Mantan Kapolri itu menilai ada tiga aspek yang menjadi faktor pembeda penanganan COVID-19 di kedua negara, salah satunya adalah aspek demografi.

"Makin kecil populasi suatu negara, otomatis akan mudah diatur. Jadi tidak bisa apple to apple Singapura dengan Indonesia," ungkapnya.

Tito lalu menjelaskan pemerintah pusat sudah menyiapkan cara untuk menekan laju penularan COVID-19 di Indonesia, seperti 3M (menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker) hingga 3 T (testing, tracing isolating dan treatment).

Dia lalu meminta agar seluruh masyarakat selalu menghindari kerumunan sosial dan menjaga diri agar tidak tertular.

"Yang terdepan bukan tenaga medis, tapi seluruh masyarakat yang menjaga diri agar tidak tertular.  Rumah sakit bukan front line tetapi back line,"pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait