Uni Eropa Siapkan Paket Sanksi Ke-10 untuk Rusia
Jakarta - Uni Eropa sedang mempersiapkan paket sanksi ke-10 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Paket sanksi itu mencakup tentang larangan impor karet Rusia.
Duta Besar Polandia Andrzej Sados berkata, paket tersebut baru saja dibicarakan bersama duta besar dari 27 negara Uni Eropa di Brussels.
"Hari ini kami sedang mendiskusikan paket sanksi ke-10 terhadap Rusia," kata Sados mengutip ANTARA, Kamis (23/2/2023).
Target dari pemberian paket sanksi ke-10 itu merupakan warga Rusia yang diduga terlibat dalam penculikan sekitar 6.000 anak Ukraina.
Paket sanksi senilai 11 miliar euro (US$ 11,70 miliar) itu kemungkinan juga melarang semua ekspor ke tujuh entitas Iran. Pasalnya entitas tersebut diyakini memproduksi barang yang digunakan Rusia dalam perang.
"Kami akan memulai kembali diskusi besok sore dengan harapan kami dapat menemukan common denominator (titik persetujuan)," lanjut Sados.
Pemerintah UE berharap, paket sanksi serta target yang dituduh mendeportasi anak Ukraina secara ilegal, telah siap sebelum peringatan invasi pada 24 Februari.
"Setidaknya 34 institusi Rusia terlibat dalam penculikan anak-anak Ukraina secara sistemik, termasuk Ombudsman anak-anak Rusia," ungkapnya.
Menurut Badan Pengungsi PBB, Kremlin membagikan paspor Rusia ke anak-anak tersebut untuk kemudian diadopsi.
Sebuah laporan mengatakan, mereka menahan sekitar 6.000 anak tadi di sejumla lokasi di Krimea yang dikuasai oleh Rusia. Diduga tujuannya untuk pendidikan ulang politik.
Cakupan Paket Sanksi Ke-10
Paket itu tidak mencakup sanksi di sektor nuklir Rusia, karena beberapa negara Eropa seperti Prancis membeli uranium dari Rusia untuk reaktor mereka.
Sementara terkait karet sintetis, UE hampir sepakat melarang impor karet dari Rusia, meski ditentang oleh Jerman dan Italia. Sebagai solusinya, mereka akan fokus menetapkan kuota yang diizinkan.
UE juga berencana melarang penjualan semua komponen elektronik dalam persenjataan perang ke Rusia, termasuk drone, rudal, dan helikopter.
Paket sanksi ini juga kemungkinan bakal mengurangi jumlah bank Rusia, termasuk Alfa Bank, Tinkoff, serta Rosbank dari sistem pesan global SWIFT.
Pemerintah UE kemungkinan juga melarang layanan bahasa Arab Russia Today dari wilayahnya. Selain itu termasuk pelarangan penjualan komponen elektronik yang dibutuhkan dalam industri dan konstruksi Rusia.