Ngeri! Kisah MC Dapat Job Pandu Pesta Tumbal Pesugihan di Pondok Indah

Jakarta - Mendapat tawaran memandu sebuah acara tentu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh seorang Master of Ceremony (MC), namun apa jadinya bila tawaran tersebut hampir berujung dengan menjadi tumbal. Hal itulah yang dialami seorang MC bernama Ramadhini Sari.

Dalam pengakuannya lewat postingan di akun TikTok-nya @dinski serta kanal YouTube miliknya, Ramadhini menceritakan pengalaman 'aneh' yang ia alami saat ditawari menjadi MC di sebuah birthday party.

MC itu menyebutkan kejadian tersebut bermula saat ia mendapat DM yang bertanya rate MC pada bulan April lalu.

"Ada seseorang yang DM aku di Instagram nanyain rate MC berapa. Lalu aku alihkan ke WhatsApp agar lebih profesional," ujarnya.

Kemudian, seorang wanita pun menghubunginya via WhatsApp dan bertanya-tanya setelah memperkenalkan diri seperti biasa. Wanita tersebut pun berencana menjadikannya sebagai MC untuk acara pesta ulang tahun.

Bayangan Dhini untuk pesta ulang tahun ya seperti biasa. Lalu dijelaskan kalau ada brondong di pesta tersebut. Meski kaget, ia masih tidak masalah menjadi pembawa acara dan bertanya lebih detil tentang susunan acara pesta tersebut. 

"Aku masih belum curiga karena aku pikir ini masih seperti acara ulang tahun pada umumnya. Lalu si kakaknya mulai menjelaskan kembali bahwa nanti itu juga bakal ada acara lelang brondong. Acaranya akan dilaksanakan di daerah Pondok Indah, di sebuah rumah yang besar. Oke aku masih meladeni chat-nya si kakak ini," ujar Dhini.

Lalu si klien yang menghubungi mengatakan kalau ia takut maka boleh membawa partner. Dhini pun langsung mengiyakan dan menyebut akan membawa partner MC cowok. Namun kliennya itu seakan menolak kalau yang datang adalah MC cowok. Mulai dari situ Dhini merasa ada yang aneh.

"Jadi nggak boleh aku MC bareng cowok. Nah, di situ aku udah mulai agak 'kok ada yang aneh ya?'" curhatnya.

Dhini pun lalu bertanya alasan kenapa partner-nya tidak boleh seorang pria. Pasalnya dalam dunia MC,  memandu acara berdua lawan jenis adalah hal yang biasa. Saat ditanya alasannya, klien menjelaskan kalau acara tersebut khusus untuk cewek saja.

Sumber: Ilustrasi ritual. (Freepik/rawpixel.com)

Lalu klien itu pun chat dan memberitahu kalau Dhini akan dibayar Rp 10 juta per jam. Tentu saja tawaran tersebut membuat Dhini tergiur.

Kemudian, kliennya tersebut mengatakan setelah birthday party akan ada acara eksekusi. Di situ Dhini masih berpikiran eksekusi seperti di pesta luar negeri yang ada brondongnya.

Beberapa hari setelahnya, klien lewat chat mengingatkan Dhini kalau pestanya akan digelar 19 Mei 2021. Klien pun kemudian hendak menjelaskan soal eksekusi, namun ia ingin agar Dhini menonton dulu film 'Rumah Dara'.

"Dia akan melaksanakan acaranya di tanggal 19 Mei. Akhirnya dia bilang sama aku 'Kak, aku mau jelasin tentang eksekusinya. Tapi sebelumnya kakak nonton film Rumah Dara dulu ya'. Terus aku langsung mikir, kayaknya film Rumah Dara ini thriller pembantaian gitu-gitu nggak sih," ceritanya lagi.

Klien tersebut menyatakan akan menjelaskan eksekusi setelah Dhini menonton film tersebut. Akhirnya ia pun menonton film tersebut dan melihat kalau film yang rilis tahun 2009 itu bercerita tentang pesugihan. Ia pun menanyakan hal tersebut ke kliennya, dan yap pertanyaannya itu dibenarkan oleh sang klien.

"Pas si klien aku chat lagi aku nanya 'Kak, ini buat pesugihan?'. Terus si kliennya jawabnya 'Iya, kurang lebih seperti pesugihan'," cerita Dhini.

Mendengar jawaban tersebut membuat Dhini kaget. Namun rasa ingin tahunya juga besar, sehingga ia memutuskan bertanya kembali ke kliennya karena menganggap itu hanya candaan saja. Kliennya pun menjelaskan lebih detil.

"Setelah acara birthday party dimana nanti MC, dancer, dan DJ udah closing, mereka bakal ngadain yang namanya eksekusi. Nah, eksekusi ini untuk si brondong-brondong tadi. Dan dia juga menceritakan bahwa kejadian ini ada setiap satu tahun sekali dimana tahun ini merupakan acara ke-16," ujarnya.

"Jadi si eksekusi ini nanti ada salah satu brondong yang sudah dibayar, itu dibayarnya juga mahal banget ratusan juta sampai miliaran. Jadi si brondong ini dibeli untuk dijadikan tumbal," katanya lagi.

Sumber: Ilustrasi hantu (Freepik/ijeab)

Banyak yang kemudian bertanya kenapa brondong tersebut mau dijadikan tumbal meski sudah dibayar sangat mahal.

"Jadi ini bukan tumbal sembarang tumbal. Karena si brondong ini terlebih dulu dia memang sudah dijadikan piaraan atau simpenan si tantenya tersebut. Jadi si brondong ini sudah menjalin hubungan dengan si tante ini sekitar 2-3 tahun, sudah menikmati banyak harta juga mungkin yang diberikan si tante seperti mobil, apartemen, rumah, dan lain-lain, sampai pada akhirnya si brondong ini dijadikan tumbal.

Tapi kliennya juga menceritakan kalau ada beberapa tumbal yang dijebak dengan dituduh mencuri perhiasan tante simpanannya. Dan dikatakannya untuk menebus kejadian 'pencurian' tersebut, daripada dilaporkan ke polisi brondong tersebut bersedia dijadikan tumbal.

Yang mengejutkan dari percakapan dengan kliennya adalah bahwa orang-orang yang menumbalkan brondong adalah orang-orang kalangan elit. Percakapan dengan klien berlanjut dengan pembahasan prosesi ritual, yang mana caranya dengan menggunakan mesin atau manual.

"Kalau menggunakan mesin dia sempat bilang mesinnya itu seperti kurang lebih mesin kebab. Jadi si tumbalnya itu kayak di derek, udah diiket segala macem, abis itu dimasukin ke dalam mesinnya tersebut. Itu sadis banget," kata Dhini.

Sementara untuk yang manual, klien mengatakan pada Dhini kalau tumbal akan disakiti terus-menerus seperti yang terjadi di film 'Rumah Dara'.

Setelah brondong tersebut memutuskan 'meninggal' dengan mesin atau manual, para anggota elit tersebut dikatakan meminum darah dan daging si brondong.

"Mereka bikin party lagi setelah ini. Dan mereka bakal minum dan juga makan daging dari si brondong tersebut. Wah, gila, sadis banget," tutup sang MC.