URguide

Orang Tua Meninggal karena COVID-19 Berpotensi Ubah Pola Pengasuhan Anak?

Nivita Saldyni, Minggu, 13 Februari 2022 12.49 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Orang Tua Meninggal karena COVID-19 Berpotensi Ubah Pola Pengasuhan Anak?
Image: Ilustrasi Keluarga (Freepik/Freepik)

Semarang - Sejak pandemi COVID-19 menyerang, banyak anak-anak di Indonesia yang kehilangan orang tua mereka. Hal itu juga terjadi pada ratusan anak di Kota Semarang, Urbanreaders.

Sejak pandemi COVID-19, Dinas Perlindungan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) mencatat ada 407 anak yang telah kehilangan orang tua dengan 53 anak di antaranya dipastikan yatim piatu.

National Director SOS Children’s Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo mengatakan, kehilangan orang tua di masa pandemi COVID-19 ini tak hanya memberikan kesedihan mendalam terhadap anak. Namun juga berpotensi terjadinya perubahan pola pengasuhan pada anak, Guys.

Menurutnya, hal ini karena pengasuh pengganti berpotensi menghadapi berbagai keterbatasan dalam mengasuh anak-anak tersebut. Seperti misalnya keterbatasan fisik, mental, dan ekonomi. 

"Permasalahan ini tentunya akan memberikan dampak besar bagi pemenuhan hak dasar seorang anak, seperti hak atas pengasuhan berkualitas, termasuk pendidikan dan kesehatan," kata Gregor dalam webinar bertajuk 'Aktualisasi Diri melalui Kekuatan Kebaikan' beberapa waktu lalu.

Menurut Gregor, bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, yang terpenting adalah sosok orang tua yang memberikan dukungan secara moril maupun materil. Sehingga kehilangan orang tua tentunya merupakan pukulan yang amat berat bagi anak-anak.

Oleh sebab itu, SOS Children’s Villages Indonesia sebagai organisasi non-profit internasional yang berfokus pada pengasuhan alternatif berbasis keluarga sejak 1972 di Indonesia menggandeng platform berbagi Bantoo.id menggelar webinar bertajuk 'Aktualisasi Diri melalui Kekuatan Kebaikan' untuk mengajak kita bersama-sama membantu anak-anak tersebut. 

Melalui webinar yang mengundang perancang busana Anne Avantie dan pelaku bisnis asset management Agung Budiono ini, SOS Children’s Villages Indonesia berharap dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang ingin merespons dampak pandemi terhadap anak-anak Indonesia, khususnya anak-anak yang telah kehilangan orang tua di Semarang.

Nantinya, donasi yang terkumpul digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar anak, seperti asupan makanan dan nutrisi, biaya pendidikan, akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, penguatan ekonomi keluarga pengasuh anak, termasuk dukungan psikososial mereka.

"Maka dari itulah untuk memberikan dukungan yang hilang, SOS Children’s Villages hadir dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dan dan meraih kembali mimpi mereka yang hilang akibat pandemi COVID-19," kata Gregor.

Pada kesempatan yang sama, perancang busana dan pelopor kebaya kontemporer Indonesia Anne Avantie mengingatkan bahwa saling membantu dan menebar kebaikan di masa seperti sekarang ini adalah salah satu kunci menghadapi pandemi. Untuk itu ia mengajak kita semua untuk berbuat baik, sekecil apa pun itu.

"Mari bersama dan menopang. Jadilah terang, sekecil apa pun sinarnya. Sehingga bisa bersinar di situasi yang tidak mudah," katanya.

Bahkan menurutnya, kita tak perlu ragu untuk menunjukkannya kepada orang lain. Sebab siapa tahu, hal itu akan menggerakkan hati orang lain untuk berbuat baik kepada sesama.

“Tunjukanlah saat kamu berbuat kebaikan dengan harapan setidaknya ada satu orang yang mengikuti jejakmu. Jangan takut oleh suara manusia, takutlah pada suara Tuhan. Jangan sampai kebaikan-kebaikan kita dihentikan oleh komentar negatif manusia,” katanya.

“Tebarlah kebaikan maka kebaikanlah yang akan kamu tuai. Mari saling membagi rasa, membagi hati dan membagi kebaikan,” sambung wanita yang masuk dalam deretan Heroes of Filantropis Majalah Forbes itu.

Sementara itu, pelaku bisnis asset management Agung Budiono mengatakan bahwa berbagi tak harus dalam bentuk uang. Sebab, ada banyak kebaikan yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama di saat seperti ini.

"Kalau mindset kita kebaikan itu nggak hanya harus dengan uang. Melakukan kebaikan enggak membuat kita miskin dan mengurangi umur kita. Tidak usah pikir terlalu panjang bila harus berdonasi," kata Agung.

Pria yang pernah menjabat posisi executive di beberapa perusahaan di dunia pasar modal selama lebih dari 27 tahun itu juga percaya ada kekuatan di balik kebaikan yang kita lakukan.

“Saya percaya apa yang kita tanam akan kita tuai dan berbuat kebaikan tidak akan ada ruginy, dan pasti menghasilkan sesuatu yang baik untuk kita dan orang-orang yang kita bantu. Semoga SOS Children’s Villages Indonesia dapat mengetuk hati orang-orang baik lainnya untuk dapat membantu anak-anak yang kehilangan orang tua akibat pandemi,” pungkas Agung.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait