URguide

Pakar UGM Bagikan Tips Isolasi Mandiri saat Positif Corona

Shelly Lisdya, Kamis, 15 Juli 2021 17.44 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar UGM Bagikan Tips Isolasi Mandiri saat Positif Corona
Image: Ilustrasi isolasi mandiri (Pinterest/Men's Health)

Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia terus melonjak, akibatnya ketersediaan fasilitas kesehatan menurun. 

Seperti misalnya angka ketersediaan kamar, oksigen, serta obat obatan cukup mengkhawatirkan. Saat ini, isolasi mandiri atau isoman menjadi opsi bijak bagi pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

“Hal yang sering terjadi, banyak pasien yang terlambat datang ke rumah sakit. Artinya, mereka sudah terkonfirmasi positif COVID-19 pada beberapa hari yang lalu namun baru datang ke rumah sakit setelah mengalami gejala berat,” kata dokter RSA UGM, Fithri Islamiyah seperti dikutip Urbanasia, Kamis (15/7/2021).

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah konsultasi kepada petugas medis. Fithri mengatakan, hal terpenting dan perlu diingat bahwa COVID-19 menyerang sistem informasi antar organ sehingga sering terjadi happy hypoxia yang menyebabkan tubuh terasa sehat, namun sebenarnya sistem organ tubuh sudah tidak berfungsi dengan baik.

“Masih banyak ditemukan pasien COVID-19 justru takut untuk konsultasi ke rumah sakit,” imbuh Fithri.

Konsultasi bertujuan untuk mengetahui kondisi tubuh sehingga tindakan yang diberikan akan sesuai. Dengan adanya konsultasi maka pasien terkonfirmasi virus corona akan mendapatkan akses pengobatan yang dapat mendukung kondisi tubuh saat isolasi mandiri

Selain itu, pihak rumah sakit dan petugas kesehatan akan memberikan informasi dan arahan yang tepat ketika melakukan isolasi mandiri.

“Hal selanjutnya setelah memastikan kondisi tubuh dan sudah mendapatkan perawatan yang tepat maka yang harus dilakukan adalah mengabari orang sekitar yang sekiranya melakukan kontak. Ini adalah upaya untuk mencegah penularan lebih lanjut,” jelasnya.

Saat melakukan isolasi mandiri, Fithri menjelaskan kondisi tubuh akan sangat fluktuatif sehingga pasien harus waspada terhadap kondisi tubuh dan self assessment harus rutin dilakukan setiap pagi dan sore.

Self assessment tersebut antara lain pencatatan kadar oksigen, suhu tubuh, dan evaluasi gejala yang dialami. Tindakan ini juga dapat menjadi langkah preventif yang dapat membantu dokter memberikan tindakan ketika kondisi tubuh menurun dan diharuskan ke rumah sakit.

"Saat ini di Indonesia sedang mengalami darurat bed, oksigen, dan obat obatan sehingga ketika terkonfirmasi COVID-19 dan kondisi tubuh masih baik maka teruslah bersemangat untuk sembuh,” tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait