URstyle

Pakar UGM Sebut Varian Corona AY.4.2 Belum Tentu Bahaya

Shelly Lisdya, Selasa, 16 November 2021 08.23 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar UGM Sebut Varian Corona AY.4.2 Belum Tentu Bahaya
Image: ilustrasi virus corona. (WHO)

Jakarta - Varian Delta Plus atau AY.4.2 merupakan varian baru virus corona dan sudah menyerang negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, Gunadi mengatakan, varian Delta Plus atau AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus termasuk SARS-CoV-2. Kendati demikian, hasil mutasi ini tidak selalu lebih berbahaya. 

“Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” kata Gunadi, Senin (15/11/2021).

Gunadi menyebutkan, hingga kini belum ada bukti riset terkait tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari varian Delta. 

“Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkannya menjadi Variant Under Investigation, belum VOI ataupun VOC,”paparnya.

Meski varian ini berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, menurutnya pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.

”Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” tegasnya.

Terkait kenaikan lonjakan penularan kasus COVID-19 di Inggris belakangan ini menurutnya belum tentu disebabkan oleh varian tersebut. Pasalnya, kenaikan penularan juga dipicu oleh longgarnya penerapan pembatasan dan protokol kesehatan. 

“Tergantung banyak faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana aktivitas masyarakat khususnya prokes,” ujarnya.

Menurut Gunadi, protokol kesehatan harus diperkuat dalam segala aktivitas kegiatan di masyarakat hingga tercapainya kekebalan komunal.

Sebab, kata dia, sepanjang COVID-19 belum terkendali dan imunitas kelompok belum terbentuk, prokes ketat dan pembatasan kegiatan warga tetap perlu diutamakan oleh pemerintah. 

“Kuncinya satu, prokes. Sampai kapan? sampai kekebalan komunal tercapai,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait