Para Peneliti ITB: Cara Terbaik untuk Pencegahan Lewat Social Distancing

Bandung - Peneliti dari Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Instititut Teknologi Bandung (ITB) dan KK Matematika Industri dan Keuangan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, melakukan simulasi pemodelan bagaimana penyebaran COVID 19 di Indonesia.

Para peneliti yang terdiri dari Nuning Nuraini, Kamal Khairudin, dan Mochamad Apri, jumlah kasus yang secara konsisten meningkat hingga mencapai angka lebih dari 8.000 kasus. Pada Maret ini diteliti mereka sebagai puncak serangan dari virus corona dengan angka maksimum di kisaran 600 kasus.

Cara Pencegahan

Virus corona paling rentan menyebar lewat orang ke orang, seperti melalui sentuhan dalam jarak kurang dari 6 kaki atau sekitar 1.82 meter, karena dahak atau bersin orang yang terinfeksi. Maka hal yang sangat sederhana yang bisa dilakukan dan mereka harap berhasil untuk mencegah laju penyebaran ialah dengan jaga jarak sosial (social distancing).

Jaga jarak sosial di sini maksudnya dengan menahan diri untuk menghidar atau menjauhi kerumuman dan membatasi rasa ingin keluar rumah jika tidak terlalu penting.

“Memindah pekerjaan, sistem pendidikan secara daring, membatalkan atau menunda rekreasi dan kegiatan-kegiatan yang bersifat massal mungkin tidak nyaman, menjengkelkan, dan mengecewakan, namun itu sepadan dengan risiko yang akan kita hadapi bila mengabaikannya," tulis mereka yang dikutip dari blog Prof. Hendra Gunawan, Professor Matematika ITB.

Selain itu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sesuai panduan yang diberikan oleh pihak kesehatan masyarakat terkait hal ini dan harus dilakukan secara disiplin. 

Ketiganya meyakini, jika kebijakan jaga jarak sosial atau social distancing ini didukung oleh informasi dan model yang baik, dapat mengendalikan penyebaran penyakit. Mereka berharap usulan berbagai usulan strategi pencegahan oleh banyak ahli ini dapat memberikan masukan bagi para pembuat keputusan di tingkat pemerintahan daerah ataupun pemerintahan pusat.