URnews

Pembantaian Ratusan Warga Sipil di Bucha, Ukraina Tuding Rusia Dalangnya

Nivita Saldyni, Kamis, 7 April 2022 13.33 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pembantaian Ratusan Warga Sipil di Bucha, Ukraina Tuding Rusia Dalangnya
Image: Seorang warga Bucha, Serhii Lahovakyi (26) mengunjungi makan temannya yang diyakini warga sekitar tewas di tangan tentara Rusia. (ANTARA)

Bucha - Nama Bucha, sebuah kota kecil di Ukraina yang berjarak 37 km dari Kyiv, tengah jadi sorotan dunia. Bucha disebut-sebut sebagai lokasi pembantaian ratusan warga sipil yang diduga dilakukan oleh tentara Rusia.

Melansir Reuters, Kamis (7/4), pasukan Rusia sempat menduduki Bucha selama lebih dari satu bulan setelah menyatakan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Namun mereka telah meninggalkan kota itu pada minggu lalu.

Mirisnya kondisi kota itu kini tampak mengenaskan. Banyak mayat-mayat berserakan di jalanan kota. Reuters juga melaporkan banyak warga Bucha yang tewas dibiarkan di dalam gedung atau ada juga yang dikubur di lubang yang dangkal. Kondisi ini telah berlangsung sejak berminggu-minggu lalu.

Pejabat setempat mengatakan, lebih dari 300 orang dibunuh oleh pasukan Rusia di sana. Di antara mereka ada sekitar 50 orang yang dieksekusi.

Laporan Reuters, banyak korban yang ditembak di kepala. Ada juga di antara mereka tewas dengan posisi tangan atau kakinya terikat tali.

Atas kejadian tersebut, Pemerintah Ukraina menuduh Rusia telah melakukan genosida dan kejahatan perang. Namun Kremlin membantah tuduhan itu dan mengatakan tentaranya tak menargetkan warga sipil.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia pada Selasa (5/4/22) mengatakan kepada Dewan Keamanan, tuduhan itu bohong. Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov pun membantah tudingan itu.

Ia mengatakan bahwa ahli di Kementerian Pertahanan Rusia telah mengidentifikasi tanda-tanda pemalsuan video dan berbagai pemalsuan terkait peristiwa di Bucha.

“Kami akan menuntut banyak pemimpin internasional untuk tidak terburu-buru melontarkan tuduhan dan setidaknya mendengarkan argumen kami,” kata Dmitry.

Sementara hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah warga sipil itu benar-benar dibunuh oleh tentara Rusia.

Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov yang merupakan sekutu Putin pada 26 Februari sempat mengatakan pasukannya akan berperang di Ukraina sebagai bagian dari operasi militer khusus Rusia. Namun belum ada informasi apakah mereka beroperasi di Bucha atau kota lainnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait