URnews

Pemda DIY Dukung Usulan Lockdown di Malam Pergantian Tahun Baru

Nivita Saldyni, Selasa, 29 Desember 2020 11.09 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pemda DIY Dukung Usulan Lockdown di Malam Pergantian Tahun Baru
Image: Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji (Humas Pemda DIY)

Yogyakarta - Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kadarmanta Baskara Aji mengaku pihaknya setuju terkait usulan lockdown di tiga titik yang berpotensi menimbulkan kerumunan saat malam pergantian tahun mendatang. Tiga titik itu adalah Tugu Jogja, Malioboro, dan Titik Nol.

Meski hal itu belum diputuskan, namun Aji mengatakan bahwa pihaknya akan mendukung usulan dari DPRD Kota Yogyakarta. Apalagi berkaca dari ramainya pengunjung di tiga titik tersebut saat libur Natal kemarin.

"Kalau usulan lockdown di beberapa titik seperti Tugu Jogja, Malioboro, dan Titik Nol, sepenuhnya menjadi kewenangan Pemkot Yogyakarta. Kalau mau lockdown dengan pertimbangan terjadi kerumunan seperti liburan Natal kemarin, Pemda tentu akan mendukung," kata Aji, dikutip dari rilis Humas Pemda DIY, Selasa (29/12/2020).

Ia pun menambahkan, aparat penegak hukum berhak menyegel tempat usaha, restoran, dan tempat publik lainnya, jika pemilik melanggar aturan dan tak mengindahkan teguran selama masa libur Natal dan tahun baru ini.

“Kami akan berikan teguran terlebih dulu. Kalau sudah tiga kali tidak diperhatikan, ya segel saja," tegasnya.

Selain lockdown di sejumlah titik saat pergantian tahun baru, Pemda juga tengah mempertimbangkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Aji mengatakan, usulan Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana itu masih dipertimbangkan oleh tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY.

“Saat ini yang dilakukan DIY adalah Tanggap Darurat Bencana (TDB) dan diperpanjang kembali hingga 31 Januari 2021. Bapak Gubernur DIY mengambil kebijakan ini karena penambahan kasus masih terjadi. Untuk PSBB kami pertimbangkan dulu apakah bisa menekan angka penularan. Kalau sudah PSBB sementara angka penularan disebabkan oleh keluarga dan tetangga, tentu juga sulit," jelasnya.

Menurutnya, PSBB adalah solusi yang mampu mengendalikan klaster dari luar, baik yang pergi maupun yang datang. Oleh sebab itu, Pemda masih mempertimbangkan usulan tersebut dengan masukan dari Gugus Tugas dan epidemiolog untuk menentukan langkah kebijakan ke depan.

Sementara hingga saat ini, Aji mengaku masih kerap menemukan masyarakt yang ‘bandel’ dengan tidak menggunakn masker saat keluar rumah. Oleh sebab itu, ia mengatakan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi karena menurutnya kunci keberhasilan penanganan COVID-19 adalah kesadaran masyarakat.

“Saya tidak tahu apakah saudara-saudara yang belum bermasker itu belum mendapatkan informasinya ataukah tidak mengetahui bahwa tingkat penularannya sudah sedemikian rupa. Kami juga membuat pertemuan dengan teman-teman di desa atau kecamatan, supaya sosialisasi bisa terus tersampaikan. Ini bukan hanya soal sakit, namun juga keselamatan jiwa. Kalau hanya mengandalkan petugas, tentu saja tidak akan cukup jumlah petugasnya,” pungkas Aji.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait