URnews

Pemerintah Berencana Impor Beras 1-1,5 Juta Ton, Kenapa?

Nivita Saldyni, Senin, 22 Maret 2021 11.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pemerintah Berencana Impor Beras 1-1,5 Juta Ton, Kenapa?
Image: Ilustrasi stok beras Kementan. Sumber: Kementerian Pertanian

Jakarta - Urbanreaders, sudah dengar belum soal rencana pemerintah yang akan mengimpor 1 - 1,5 juta ton beras? Rencana itu kini telah menuai kontra dari sejumlah pihak. Lalu, apa sebenarnya yang membuat pemerintah mencetuskan rencana tersebut?

Rencana ini pertama kali disampaikan oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (4/3/2021) lalu. Dalam paparannya, Airlangga mengatakan bahwa ketersediaan beras di dalam negeri merupakan hal penting agar harganya bisa tetap terkendali.

"Pemerintah juga melihat bahwa komoditas pangan itu menjadi penting. Sehingga salah satu yang penting adalah penyediaan beras dengan stok 1 sampai 1,5 juta ton," kata Airlangga dalam paparannya, seperti dikutip Urbanasia pada Senin (22/3/2021).

Nah rencananya, penyediaan bahan pangan ini akan dilakukan oleh Bulog. Sebanyak 500 ribu ton disediakan untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan 500 ton lainnya sesuai dengan kebutuhan Bulog.

Rencana tersebut pun dibenarkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud. Ia menyatakan, impor beras perlu dilakukan untuk menjaga pasokan beras aman sepanjang 2021.

1616385522-stok-beras-kementan.jpegSumber: Ilustrasi stok beras Kementan. Sumber: Kementerian Pertanian

Nah, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) seharusnya minimal 1,5 juta ton. Namun, data Bulog dari Badan Ketahanan Pangan pada 7 Maret 2021 lalu menyebut stok beras Bulog sebesar 869.151 ton.

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi beras periode Januari-April Tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 14,54 juta ton beras dan mengalami kenaikan 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan dengan produksi beras pada subround yang sama tahun 2020. Apalagi, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, pernah menyebut bahwa stok beras hingga akhir pertengahan 2021 bakal aman. Bahkan ia menyatakan bahwa stok beras bakal surplus. Namun mengapa rencana ini tetap mencuat?

Musdhalifah membenarkan bahwa surplus beras memang terjadi. Namun ia menegaskan surplus beras ini tak merata di semua daerah guys, hanya ada di 6 - 7 provinsi. Bahkan tak sedikit juga yang mengalami defisit, belum lagi stok beras di wilayah kepulauan. Sehingga menurut Musdhalifah, penting menjaga persediaan ini agar persediaan beras di semua daerah tetap aman sepanjang 2021. 

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa angka 1 juta ton yang disebut bakal diimpor ini adalah alokasi impor, guys. Alokasi ini penting untuk menjaga CBP 1,5 juta ton di akhir 2021. 

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers Jumat (19/3/2021) lalu menegaskan bahwa pemerintah tak akan impor beras saat panen raya berlangsung. Sehingga hal ini tak akan menghancurkan harga petani.

"Saya jamin tidak ada impor ketika panen raya, dan hari ini tidak ada impor yang menghancurkan harga petani karena memang belum ada yang impor," pungkas Lutfi.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait