URnews

Peneliti Inggris Tengah Uji Coba 'Mix and Match' Vaksin COVID-19

Kintan Lestari, Rabu, 10 Februari 2021 14.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Peneliti Inggris Tengah Uji Coba 'Mix and Match' Vaksin COVID-19
Image: Ilustrasi vaksin COVID-19. (Freepik/user7350813)

London - Seluruh dunia tengah berupaya menciptakan vaksin yang bisa mengendalikan pandemi COVID-19.

Berbagai penelitian pun terus dilakukan terkait vaksin COVID-19, termasuk penelitian tentang vaksin mix and match atau yang mencampur dan mencocokkan.

Yap, studi yang dilakukan di Inggris oleh National Immunization Schedule Evaluation Consortium (NISEC) tengah meneliti manfaat dari apa yang terjadi bila vaksin yang sudah ada di mix and match. 

Melansir Sky News, uji coba akan membandingkan respons imun pada relawan yang diberi dosis vaksin Pfizer/BioNTech diikuti oleh vaksin Oxford/AstraZeneca, dan sebaliknya.

Sukarelawan yang berjumlah lebih dari 800 peserta di atas usia 50 tahun di delapan pusat percobaan di Inggris akan menjalani tes darah rutin untuk menilai tingkat antibodi dan sel-T mereka, yang membantu membersihkan infeksi dan bertindak sebagai memori kekebalan. Proses vaksinasi dimulai hari Selasa (9/2/2021) di salah satu lokasi, yakni di University College Hospital di London.

Pendekatan dengan mix and match vaksin dinilai dapat memberikan perlindungan lebih kepada masyarakat terhadap virus corona.

"Dari yang sudah dilihat sebelumnya ketika kamu punya dua jenis vaksin yang berbeda, kadang-kadang bisa mendapatkan respons kekebalan yang lebih besar daripada memiliki vaksin yang sama dua kali," ujar Profesor Bryan Williams kepada Sky News, Selasa (9/2/2021). 

Menurutnya pendekatan mencampur dan mencocokkan vaksin juga akan memberikan beberapa fleksibilitas peluncuran vaksin, yang dapat berguna jika ada masalah pasokan vaksin.

Profesor Vincenzo Libri, peneliti utama untuk uji coba Com-Cov di UCLH, juga mengatakan ada alasan bagus untuk percaya strategi mencampur dan mencocokkan akan meningkatkan respons kekebalan karena dua teknologi (vaksin) yang berbeda.

Namun dia memperingatkan bahwa jumlah sukarelawan dalam uji coba itu terlalu kecil untuk secara tegas menyimpulkan apakah kombinasi tersebut efektif terhadap semua kemungkinan varian.

Menteri Pengerahan Vaksin COVID-19 Nadhim Zahawi juga mengatakan uji klinis ini bisa jadi bukti penting tentang vaksin. 

"Ini adalah uji klinis yang sangat penting yang akan memberi kami bukti yang lebih penting tentang keamanan vaksin ini bila digunakan dengan cara yang berbeda," ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait