URnews

Peneliti Wuhan Ingatkan Munculnya Varian NeoCov, Begini Kata WHO

Nivita Saldyni, Sabtu, 29 Januari 2022 17.52 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Peneliti Wuhan Ingatkan Munculnya Varian NeoCov, Begini Kata WHO
Image: Ilustrasi mutasi virus. (Freepik/kjpargeter)

Jakarta - Saat dunia tengah berjuang melawan COVID-19 varian Omicron, ilmuwan Wuhan memperingatkan munculnya varian NeoCov. Mereka menyebut varian ini memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi dengan satu dari setiap tiga orang yang terinfeksi meninggal dunia.

Menurut laporan Business Insider, varian ini bukanlah varian baru. Pasalnya NeoCov sudah ditemukan pada 2012 dan 2015. Strain NeoCov ini disebutkan masih kerabat dekat dengan Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV) dan sangat mirip dengan SARS-CoV-2 (virus corona) pada manusia.

 

Hasil penelitian yang diterbitkan di situs bioRxiv menyebutkan bahwa varian ini pertama kali ditemukan pada populasi kelelawar di Afrika Selatan. Varian ini juga disebut dapat menembus sel manusia dengan cara yang sama seperti SARS-CoV-2. 

"Dalam penelitian ini, kami secara tak terduga menemukan bahwa NeoCoV dan kerabat dekatnya, PDF-2180-CoV, dapat secara efisien menggunakan beberapa jenis enzim pengubah Angiotensin 2 (ACE2) kelelawar dan, yang kurang menguntungkan, ACE2 manusia untuk masuk," kata peneliti dalam laporannya, seperti dikutip pada Sabtu (29/1/2022).

Mereka juga mengatakan bahwa infeksi NeoCov tidak dapat dinetralisir silang oleh antibodi yang menargetkan SARS-CoV-2 atau MERS-CoV. 

"Studi kami menunjukkan kasus pertama penggunaan ACE2 pada virus terkait MERS, menyoroti potensi ancaman keamanan hayati dari kemunculan ACE2 pada manusia menggunakan 'MERS-CoV-2' dengan tingkat kematian dan penularan yang tinggi," sambungnya.

Mereka juga mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 mungkin tak cukup untuk melindungi sistem kekebalan tubuh manusia dari paparan virus varian ini.

“Selain itu, penelitian kami menunjukkan bahwa vaksinasi COVID-19 saat ini tidak memadai untuk melindungi manusia dari kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh virus ini,” bunyi laporan tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait