URnews

Pengalaman Mereka yang Pernah Dirukiah

Eronika Dwi, Rabu, 19 Mei 2021 17.24 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pengalaman Mereka yang Pernah Dirukiah
Image: Ilustrasi Orang Dirukiah. (Istimewa)

Jakarta - Rukiah santer terdengar belakangan ini setelah publik dihebohkan dengan kasus Aisyah, bocah asal Temanggung, Jawa Tengah, yang diklaim tewas usai dirukiah.

Perkara rukiah yang menyebabkan Aisyah tewas dan mayatnya yang nyaris mengering di tempat tidur pun membuat banyak orang bertanya-tanya soal hakikat rukiah itu sendiri.

Lantas, apa sebenarnya rukiah itu? Berikut ulasannya!

1621419605-Perukiah-Slamet.jpegSumber: Terapis Totok Syaraf Jari Petir Medis dan Non Medis, Slamet. (Istimewa)

Terapis Totok Syaraf Jari Petir Medis dan Non Medis, Slamet mengatakan, rukiah adalah sebuah metode terakhir bilamana penyakit tidak ada perubahan setelah menjalani serangkaian pengobatan hingga terapi.

Sebab, menurut Slamet, rukiah memiliki keunggulan bisa mendeteksi serangan dari luar, seperti teluh santet dan guna guna lainnya.

"Keunggulan rukiah bisa mendeteksi serangan dari luar seperti teluh santet dan guna guna lainnya," kata Slamet kepada Urbanasia, Rabu (19/5/2021).

Rukiah sendiri dilakukan dengan cara membaca kalimat Allah SWT sembari memegang kepala orang atau pasien yang dirukiah.

Apabila orang atau pasien yang dirukiah perempuan, Slamet mengatakan, maka dianjurkan menggunakan sarung tangan.

"Saat dirukiah ketakutan pada pasien pasti ada, contoh pasien meronta ronta kesakitan di kepala maupun organ tubuh lain. Perukiah sendiri harus siap apabila yang di rukiah melakukan perlawanan," jelas Slamet.

Lebih lanjut, Slamet mengatakan bahwa orang yang dirukiah tidak memiliki pantangan apapun. Namun, harus lebih tekun dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Pengalaman Mereka yang Dirukiah

1621419648-Praktik-Rukiah-(2).jpegSumber: Ilustrasi Orang Dirukiah. (Istimewa)

Selain bertanya pada perukiah, Urbanasia juga mengulik pengalaman dari dua orang yang pernah dirukiah. Mereka adalah Fitria Febiani dan AM.

Seperti apa pengalaman mereka? Simak wawancara Urbanasia dengan Fitria Febiani dan AM berikut ini!

1. Mengapa memilih dirukiah? Apa alasannya?

Fitria Febiani: Jadi awal cerita waktu itu diajak mama ke reunian teman-temannya gitu, terus mama saya cerita-cerita. Nah, terus akhirnya sama temen mama tanganku dipegang kayak ditebak gitu terus jawabannya dicocokin sama mama bener semua gitu, terus akhirnya dirukiah. 

AM: Awalnya suka nganterin temen untuk rukiah, lalu penasaran dan ikut coba rukiah diri sendiri agar tahu lebih banyak sisi negatif atau positif tubuh aku.

2. Saat dirukiah, sempat ada takut atau ragu tidak?

Fitria Febiani: Iya ada, soalnya nggak pernah dirukiah dan takut karena kalo liat di televisi sampai ada yang kesurupan gitu kan. Pokok medeni (menakutkan) gitu lah jd agak takut gitu.
 
AM: Sempat ragu dan nggak yakin, karena semua yang terjadi sudah ditentukan sama yang di atas.

3. Metode atau cara dirukiahnya seperti apa?

Fitria Febiani: Dibacakan doa-doa gitu, terus dari ujung kaki itu kayak dipluruti gitu dari bawah ke atas sampe panas di dada entar muntah mual, terus disediain kresek item buat buang dahaknya, atau liur, atau anginnya gitu.

AM: Metodenya seperti bacain doa dan dimandiin  

4. Ada pantangan tertentu tidak saat dirukiah atau setelah dirukiah?

Fitria Febiani: Nggak boleh ngelamun, sama nggak boleh marah-marah, sering istigfar, lebih ke mendekatkan diri ke Allah SWT. 

AM: Tidak ada  

5. Apa manfaat yang dirasakan setelah dirukiah?

Fitria Febiani: Terasa banget, Salat yang biasanya kayak ada pikiran benar-benar bisa los kayak beneran khusyuk gitu loh mba (sumpah ini aku ngerasa pol). Biasanya orang Salat kan nggak sepenuhnya khusyu ya? Kayak pikirannya itu traveling wkwk tapi habis dirukiah itu aku pribadi benar-benar kayak fokus banget, terus kayak enteng aja gitu, jarang ketindihan lagi kalau tidur. 

AM: Biasa aja, nggak ada apa-apa  

6. Kamu sendiri merekomendasikan ke orang lain nggak untuk dirukiah ini?

Fitria Febiani: Merekomendasikan, karena ini rukiyah kayak nggak ngerasain apa-apa biasa aja gitu, nggak sampe yang aneh-aneh paling cuma mual sama muntah-muntah, terus dimasukin kresek gitu.

AM: Iya, rekomendasi.

7. Biaya untuk dirukiah sendiri berapa kalau boleh tau?

Fitria Febiani: Nggak bayar mbak soalnya temen mamaku wkwk tapi ya aku kayak bawa roti gitu. 

AM: Seikhlasnya.

Jadi, apakah kamu sendiri tertarik mencoba untuk dirukiah?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait