URtainment

Peringatan 70 Tahun Hubungan Indonesia-Jerman Lewat Seminar Budaya

Elya Berliana Prastiti, Jumat, 18 November 2022 18.31 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Peringatan 70 Tahun Hubungan Indonesia-Jerman Lewat Seminar Budaya
Image: Acara ini membahas Walter Spies, seniman asal Jerman yang tinggal di Ubud, Gianyar, Bali sejak tahun 1972 (Foto: AntaraNews)

Jakarta - Hubungan Indonesia dan Jerman yang sudah terjalin selama 70 tahun (1952-2022), diperingati dengan membicarakan tentang seorang seniman asal Jerman yang tinggal di Ubud, Gianyar, Bali sejak tahun 1972.

Seniman bernama Walter Spies telah melakukan berbagai diplomasi budaya yang menjadi akar persahabatan antara Indonesia-Jerman sampai sekarang.

Lena Simanjuntak selaku Direktur Yayasan Cahaya Perempuan dan Budaya Indonesia, memberikan sambutan pada acara seminar “Budaya dalam Dialog: Walter Spies Mengetuk, Bali Membuka Pintu, Melangkah dalam Dialog Indonesia-Jerman” yang digelar di Ubud, Gianyar, Bali, Jumat (18/11/22).

“Walter Spies memberi inspirasi serta motivasi kepada banyak seniman Bali. Dengan dukungan dari Tjokorde Gede Agung Sukawati (1910-1978), raja Ubud yang dikenal atas jasanya memajukan pariwisata dan kesenian di Ubud,” kata Lena.

Walter Spies merupakan salah satu orang yang membuka gerbang untuk turisme internasional ke Bali. Adapun turis yang datang di antaranya tokoh terkenal seperti Collin Mc Phee (komposer), Charlie Chaplin (aktor, komedian), Vicky Baum (pengarang), Baron von Plessen (dokumentator), Margaret Mead (antropolog), Gregory Bateson (antropolog), dan Miguel Covarrubias (pelukis).

Pada tahun 1934, Walters Spies bersama pelukis Bonnet dan pengukir Nyoman Lempad mendirikan asosiasi seniman Bali bernama “Pita Maha” yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas karya seni Bali.

Kemudian, ia bersama penari Bali, Wayan Limbak, melakukan komodifikasi tarian Kecak yang berasal dari Desa Bedulu, Gianyar, Bali, pada tahun 1930-an. Berkat usulan Walter Spies, tarian Sanghyang itu dimodifikasi menjadi sebuah tarian Kecak yang dikenal saat ini.

Selama tahun 1930, Bali-Circle, sebutan bagi para seniman serta ilmuwan Eropa dan Amerika mengunjungi Walter Spies di Ubud.

Diketahui pada tahun 1923, Walter Spies datang ke Jawa untuk pertama kalinya dan menetap di Yogyakarta. Ia dipekerjakan oleh Sultan Yogya sebagai pianis istana dan diminta untuk membantu kegiatan seni keraton.

Ia pertama kali memperkenalkan notasi angka gamelan di keraton Yogyakarta, yang kemudian dikembangkan di keraton-keraton lainnya hingga digunakan sampai saat ini.

Setelah kontraknya habis, Walter Spies pindah ke Ubud, Bali pada 1927. Ia menemukan tempat impiannya dan menetap hingga menjelang kematianya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait