Perjuangan Alfonsus Sukirman Pertahankan Seni Jathilan di Era Modern

Jakarta - Alfonsus Sukirman, pemuda yang kerap disapa Mbah Sugeng merupakan seorang pegiat seni tari tradisional yang cukup eksis di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia menggeluti berbagai macam kesenian, khususnya jathilan.
Di sela kesibukannya berkesenian, Mbah Sugeng juga mengemban tugas sebagai ketua di komunitas seni jathilan yang diberi nama 'Seniman Hollo'. Ia mengungkapkan bahwa demi memajukan komunitas yang dipimpinnya tersebut, ia dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Meski tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang seni, namun kecintaannya terhadap kesenian membuatnya tertantang untuk belajar lebih dalam. Bahkan ia mengaku seni yang ia geluti tersebut sudah mendarah daging dan menjadi separuh jiwanya.
Karena dorongan dan keinginan yang kuat untuk mempelajari seni, ia bahkan tidak menganggap tugas yang ia emban itu sebagai beban, melainkan sebuah bekal dan pengalaman selama menyelami dunia seni.
Sejak masih kecil, Sugeng memang sudah memiliki kekaguman terhadap dunia seni tari. Hal ini lantaran dulu ia sering menyaksikan pentas jathilan yang dibawakan oleh generasi terdahulu. Berkat kekagumannya tersebut, Sugeng menjadi terinspirasi dan bertekad menjadi penerus kesenian itu.
Adanya komunitas 'Seniman Hollo' ini menjadi salah satu harapannya untuk mewujudkan peran nyata dalam mempertahankan kesenian tradisional khususnya jathilan di tengah zaman yang sudah termodernisasi ini. Komunitas ini tidak hanya sekedar menjadi wadah untuk berekspresi seni saja, namun juga untuk berkumpul dan melestarikan kebudayaan lokal.
Pria berusia 27 tahun ini dikenal sebagai seniman humoris dan friendly yang membuat ia disukai oleh banyak orang, termasuk di kalangan para seniman. Sugeng juga memiliki segudang prestasi luar biasa. Ia berhasil menjuarai berbagai kompetisi seperti Gelar Potensi Kantong Budaya Jathilan Manunggal Jati, Festival Kesenian Tradisional Paroki Boro, dan masih banyak lagi.
Selain karena usaha kerasnya, prestasi itu berhasil Sugeng raih karena kedisiplinan, ketertiban, dan kerja keras tim dalam latihan yang dilaksanakan hampir setiap malam. Tak hanya 'Seniman Hollo', ia diketahui juga bergabung di beberapa komunitas lain di antaranya 'Turangga Eka Budaya', 'Seniman Seniwati Bondo Konco', 'Jathilan Soka Turonggo Asri', dan 'Sloka Lingkungan Kalisoka'.
Sebagai sosok pemuda yang berbakat dalam menari, Sugeng menyampaikan bahwa ia tidak pandai dalam bermusik, namun bisa memahami nada dan irama. Sugeng mengaku bahwa ia tidak cocok bermain musik sebab setiap mendengar musik rasanya ingin berjoget.
Terlepas dari sebanyak apapun keberhasilan yang ia raih, Sugeng menuturkan bahwa ia sangat menghargai setiap kesempatan yang ada karena menawarkan berbagai pengalaman dan pelajaran baru. Kemenangan yang sudah banyak dicapai hanyalah bonus atas kerja kerasnya selama ini.
Lewat keterampilan yang ia miliki, Sugeng berharap komunitas yang digawanginya bisa melebarkan sayap sehingga kesenian jathilan semakin dikenal masyarakat luas.