URtainment

Makna Tari ‘Kethek Ogleng’ dalam Filosofi Masyarakat Jawa

Shelly Lisdya, Kamis, 7 Juli 2022 15.33 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Makna Tari ‘Kethek Ogleng’ dalam Filosofi Masyarakat Jawa
Image: Tarian Kethek Ogleng. (Humas Pemkab Pacitan)

Jakarta - Pertunjukan tari Kethek Ogleng menjadi salah satu kesenian rakyat yang sudah lama berkembang di beberapa daerah di Jawa. 

Kethek Ogleng berasal dari Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Secara etimologis, Kethek Ogleng berasal dari kata ‘kethek’ yang berarti kera atau monyet, dan ‘ogleng’ yakni suara saron demung/saron besar dalam gamelan yang disebut ‘gleng’. 

Sehingga, istilah Kethek Ogleng merujuk pada tarian menyerupai kera dengan diiringi gamelan Jawa yang menonjolkan suara saron demung atau gleng. 

Asal Usul Kethek Ogleng

Mengutip dari laman Jogjaprov, Kamis (7/7/2022), Kethek Ogleng merupakan sebuah kreasi dari seorang warga setempat bernama Sutima. Ia menciptakan kesenian tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yakni melihat tingkah laku kera. 

Bermula dari Sutiman, Kethek Ogleng berubah menjadi kesenian yang digemari oleh hampir seluruh generasi muda di desa Tokawi, terutama anggota dari sanggar Condro Wanoro yang didirikan oleh seniman lokal sekaligus penerus Sutima, yaitu Sukisno. 

Kini, seni Kethek Ogleng tidak sebatas milik individu melainkan telah menjadi kesenian khas Pacitan khususnya warga Tokawi.

Ada pula versi yang menjelaskan bahwa Kethek Ogleng diangkat dari cerita Panji Asmara Bangun yang menyamar menjadi kera saat mencari istrinya, Dewi Sekartaji yang pergi dari istana. 

Kisah tersebut berlatar di zaman kerajaan Kediri dan Jenggala. Kisah Panji pun telah tersebar ke berbagai wilayah Indonesia dengan varian cerita yang beragam, salah satunya adalah Kethek Ogleng. 

Kostum Penari Kethek Ogleng

Kostum yang dipakai oleh penari Kethek Ogleng disesuaikan dengan karakter pemain dalam cerita Panji. Ada penari yang mengenakan kostum keluarga kerajaan, prajurit, dan ada juga yang mengenakan kostum warga desa biasa. 

Sedangkan tokoh utama tari ini mengenakan kosum menyerupai kera putih seperti tokoh Hanoman dalam pewayangan. Namun ada perbedaan antara Hanoman dan Kethek Ogleng, yaitu Hanoman mengenakan kain kotak empat warna sedangkan Kethek Ogleng mengenakan kain kotak dua warna hitam dan putih.

Makna Gerakan Kethek Ogleng

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait