URtainment

Perlukah Minum Vitamin saat Sehat? Ini Kata Ahli Gizi

Nunung Nasikhah, Selasa, 26 Mei 2020 11.17 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Perlukah Minum Vitamin saat Sehat? Ini Kata Ahli Gizi
Image: istimewa

Malang – Belakangan ini, banyak orang berbondong-bondong membeli suplemen penambah vitamin untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas selama masa pandemi coronavirus disease (COVID-19) seperti saat ini.

Tak hanya saat sakit, kebanyakan orang mengonsumi suplemen vitamin meski dalam keadaan sehat. Nah, apakah kita memang benar-benar membutuhkan suplemen tersebut?

Inggita Kusumastuty, S.Gz., M.Biomed, seorang ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) mengatakan, untuk mereka yang sehat, suplemen penambah vitamin sebenarnya tidak diperlukan.

Inggita mencontohkan, untuk vitamin C, angka kecukupan bagi perempuan dewasa hanya berkisar 70 miligram (mg) dan laki-laki dewasa sebanyak 90 mg.

“Jika asupan kita baik, nafsu makan kita baik dan kita bisa mendapatkan atau mengkonsumsinya melalui buah dan sayur, saya rasa nggak perlu dengan penambahan dari suplementasi vitamin C,” kata Inggita.

Perempuan yang berprofesi sebagai dosen tetap UB tersebut mengatakan, kebutuhan vitamin C manusia bisa dengan mudah terpenuhi dari bahan makanan alami seperti brokoli, jambu biji, jeruk, strawberry dan masih banyak lagi.

1590466381-vitamin-(1).jpg

 

Ilustrasi suplemen vitamin/Unsplash.

“Contohnya adalah jambu biji. Jambu biji 100 gram itu ada kandungan sekitar 180 mg vitamin C-nya. Kalau kita konsumsi jambu biji 100 mg itu sudah cukup memenuhi kebutuhan kita untuk orang dewasa dalam kondisi yang sehat,” ujar Inggita.

Dengan begitu, menurut Inggita, orang dewasa yang sehat tidak perlu mengonsumsi suplemen penambah vitamin untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Karena hal tersebut sudah bisa terpenuhi dari makanan sehari-hari terutama dari konsumsi buah dan sayur.

“Tetapi kalau berbeda kasusnya, jika dia nggak bisa mendapatkannya (vitamin) atau sumber vitamin C-nya yang lain kurang, maka ya perlu (tambahan) dari sumplementasi,” tegasnya.

Meski demikian, Inggita mengatakan, kebutuhan vitamin orang dewasa akan berbeda ketika dia tengah sakit. Menurutnya, kebutuhan vitamin saat sakit lebih tinggi dibanding saat sedang sehat.

“Kalau orang itu dalam kondisi yang sakit maka kebutuhan vitamin C-nya akan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang sehat,” jelasnya.

Jika dalam kondisi pilek atau infeksi, menurut Inggita, angka kecukupan gizi terutama vitamin orang dewasa naik menjadi sekitar 200mg atau lebih.

“Jadi kalau dia ada kondisi pilek atau infeksi, harapannya sih mengkonsumsinya tidak lagi 70mg untuk perempuan, tidak lagi 90 mg untuk laki-laki tetapi 200 mg atau lebih. Itu akan mampu untuk meredakan kondisi infeksi,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait