URtech

Pernyataan Jebakan dalam Syarat dan Ketentuan Aplikasi, Benarkah Disengaja?

Nivita Saldyni, Kamis, 9 Juli 2020 17.08 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pernyataan Jebakan dalam Syarat dan Ketentuan Aplikasi, Benarkah Disengaja?
Image: Ilustrasi aplikasi. (Pixabay)

Jakarta – Setuju untuk memberikan data pribadi sebelum menggunakan sebuah aplikasi, artinya kamu setuju dengan segala konsekuensi yang akan terjadi kemudian hari. Tapi terkadang kita kurang jeli dan tak sadar kalau ada pernyataan yang ‘menjebak’ di tengah panjangnya syarat dan ketentuan itu.

Pemerhati Komunikasi Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia, Dr. Firman Kurniawan menilai hal ini bukan semata-mata dilakukan untuk menipu para calon penggunanya loh. Ada beberapa alasan kenapa pernyataan-pernyataan yang merugikan pengguna ini akhirnya muncul.

“Secara struktural sesunguhnya para pengembang teknologi telah berupaya bertindak etis dan tak bermaksud secara sengaja menjebak, menipu, mengelabui calon penggunanya. Namun atas alasan terlalu berkonsentrasi pada kenikmatan yang ditawarkan suatu teknologi, hal tersebut diabaikan. Struktur penawaran kegunaan teknologi, telah menyebakan diabaikannya dampak tertentu yang sejatinya merugikan pengguna dalam jangka panjang,” kata Firman kepada Urbanasia, Kamis (9/7/2020).

Selain itu, rendahnya pemahaman kita terhadap konsekuensi yang akan diterima dari memberikan data pribadi ternyata juga bisa menjadi penyebab hadirnya pernyataan-pernyataan yang terkesan menjebak dalam syarat dan ketentuan itu loh.

“Secara struktural pemahaman yang rendah (literasi teknologi) para calon pengguna menyebabkan tak mampunya pengguna mengukur dampak jangka panjang yang merugikan penggunaan teknologi,” imbuhnya.

Tapi ada juga nih kemungkinan lain yang bisa menjelaskan kenapa sih penyedia aplikasi ini memasukkan pernyataan-pernyataan yang bisa merugikan pengguna dalam jangka panjang.

“Secara teknis, mungkin saja syarat dan ketentuan itu ‘disembunyikan atau dibuat samar’ di balik panjangnya persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Ini agar calon pengguna abai. Namun hal ini sangat kecil kemungkinannya, para pengembang yang bertindak tidak etis akan segera ketahuan,” jelasnya.

Namun menurutnya kemungkinan ketiga ini kecil banget untuk terjadi. Sebab masyarakat akan segera memberikan sanksi etis kalau ketahuan ‘jebakan’ itu disengaja.

Menurutnya, syarat dan ketentuan yang wajib disetujui untuk bisa menggunakan sebuah aplikasi adalah sebuah kompensasi yang harus ‘dibayar’ pengguna atas teknologi yang digunakannya.

“Kalau kompensasi yang harus ditukar dari penggunaan teknologi (data pribadi) dinilai tidak setara, merugikan para penggunaa dalam jangka panjang, ya jangan adopsi sebuah teknologi. Jangan main setuju saja syarat dan ketentuan yang diberlakukan pengembang teknologi,” kata Firman.

Sebab menurutnya hubungan pengembang dan pengguna teknologi ini saling bebas. Maksudnya, pengembang butuh modal untuk mengembangkan usahanya, dan kamu sebagai pengguna butuh teknologi dari mereka. Tapi sayangnya menurut Firman hubungan ini sering kali tak tampak atau samar.

“Persoalannya hubungan saling menguntungkan antara pengembang dan pengguna sering samar, tak nampak jelas. Sepertinya gratis, tapi dikompensasi hal lain. Nampak tak berbayar, namun data pribadi disedot,” lanjutnya.

Nah untuk menghindari kerugian-kerugian yang mungkin terjadi di masa mendatang, maka Urbanreaders harus sadar nih kalau tak ada yang benar-benar gratis dalam penggunaan teknologi. Jadi kamu harus sadar betul nih bahwa ada konsekuensi yang akan kamu tanggung dari memberikan persetujuan untuk memberikan data pribadi.

“Setiap calon pengguna teknologi perlu tahu, bahwa yang nampak gratis itu mungkin hanya tak membayar uang. Tapi sesungguhnya dikompensasi hal lain yang mungkin justru lebih besar nilainya,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait