URstyle

Persaingan Makin Ketat, Ini Tips untuk Berbisnis Fashion Muslim

Kintan Lestari, Rabu, 16 Juni 2021 18.50 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Persaingan Makin Ketat, Ini Tips untuk Berbisnis Fashion Muslim
Image: Ilustrasi. (Freepik/feelinglucky)

Jakarta - Bisnis fashion tidak akan ada matinya dan banyak ragamnya. Misalnya bisnis fashion muslim.

Bisnis satu ini sejak tahun 2010 semakin berkembang, hingga akhirnya menjamur seperti beberapa tahun belakangan ini.

Salah satu brand yang juga berkecimpung di bisnis fashion muslim adalah WarnaWarni.ori milik Desi Indarti.

Desi membangun WarnaWarni.ori belum terlalu lama, yakni tahun 2019. Namun, ia sudah berkecimpung di bisnis fashion muslim sejak 2010.

"WarnaWarni itu brand baru, tahun 2019. Sebenarnya saya bisnis hijab itu udah dari 2010, tapi bukan WarnaWarni tapi brand lain," ujar Desi dalam sesi URwealth bersama Urbanasia, Rabu (16/6/2021).

Sejak 2010 bisnis fashion muslim makin berkembang. Maka dari itu persaingannya pun semakin ketat.

Melihat persaingan dalam bisnis fashion muslim, Desi menilai memang persaingan yang muncul semakin ketat.

"Persaingannya luar biasa. Tapi itu balik lagi ke masing-masing, kita punya value apa. Soalnya kalau liat kompetitor nggak ada abisnya, yang ada kita tambah down. Mending fokus sama bisnis produk apa yang bisa kita kasih terbaik ke customer," pungkasnya. 

Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis, tak jarang terjadi perang harga. Namun sebagai salah satu pemain, Desi enggan melakukan hal tersebut.

"Ini (perang harga) juga nggak ada habisnya dan capek sendiri, yang ada malah nggak dapet untung. Makanya dibiarin aja. Aku ambil prinsip sendiri apa yang bisa aku kasih ke customer terbaik," jelasnya.

Desi pun membagikan dua tips untuk Urbanreaders yang ingin mencoba berbisnis di bidang fashion muslim atau bisnis lainnya.

"Pertama jangan ikut-ikutan, karena bisnis itu nggak segampang yang diliatin di TikTok, IG, Facebook. Lihat ke diri dulu gue bisa nggak jadi pengusaha, bisa nggak bikin bisnis. Kalau udah yakin baru dijalanin," ujar Desi.

"Kedua yakinin diri bener nggak sama produk ini. Jadi kalau ketemu masalah nantinya malah seneng, bisa belajar. Tapi kalau niat awalnya ikut-ikutan, ketemu masalah yaudah malah ditinggalin," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait