Pertumbuhan Ekonomi Minus 3,49 Persen, Indonesia Resmi Resesi

Jakarta - Indonesia resmi memasuki jurang resesi setelah pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III minus 3.49 persen year on year (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual mengatakan secara kumulatif triwulan I-II masih mengalami kontraksi 2.03 persen.
Baca Juga: Yuk Simak 4 Tips Ini Hadapi Resesi, Guys!
"Tapi dibandingkan triwulan II tumbuh positif 5.05 persen sehingga secara kumulatif triwulkan I-IIi masih kontraksi 2.3 persen," kata Suhariyanto, 5/11/2020.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 tercatat minus 5.32 persen.
Resesi Indonesia sebelumnya telah diprediksi banyak pihak, seperti Mahfud MD hingga Presiden Joko Widodo.
Mahfud mengatakan bahwa Indonesia dipastikan mengalami resesi 99.9 persen. Pernyataan itu disampaikan dalam acara temu seniman dan budayawan Yogya pada 29 Agustus.
"Bulan depan hampir dapat dipastikan terjadi resesi di Indonesia," ungkap Mahfud.
Sementara Presiden Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal tiga minus hingga tiga persen.
"Di kuartal tiga ini, kita mungkin masih berada di angka minus. Perkiraan minus 3 persen," kata Jokowi di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin(2/11/2020).