URnews

Polri Selidiki Ancaman Peneliti BRIN kepada Warga Muhammadiyah 

Urbanasia, Selasa, 25 April 2023 18.33 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Polri Selidiki Ancaman Peneliti BRIN kepada Warga Muhammadiyah 
Image: Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan. (Dok. Humas Polri)

Jakarta - Polri menyampaikan akan menanggapi kasus ancaman yang dilontarkan oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyampaikan akan ‘menghalalkan darah’ warga Muhammadiyah terkait perbedaan Idul Fitri 1444 H.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Polri akan menyelidiki kasus tersebut.

“Polri merespons adanya ancaman segala macam dengan melakukan penyelidikan,” kata Ramadhan dikutip dari Antara, Selasa (25/4/2023).

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid A. Bactiar mengatakan pihaknya sedang melakukan analisa karakteristik psikologis atau profiling terkait ancaman yang dilontarkan tersebut.

“Sedang kami profilling tentang pernyataan tersebut,” katanya.

Di sisi lain, pengurus Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhmmadiyah juga telah mendatangi Bareskrim Polri untuk membuat laporan polisi terkait adanya ancaman tersebut. 

Ketiga perwakilan pengurus PP Pemuda Muhammadiyah itu tiba di Gedung Bareskrim Polri pukul 09.19 WIB ditemani oleh pengacara.

Ketiga perwakilan pengurus PP Pemuda Muhammadiyah itu kemudian menuju ke Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Breskrim Polri dan belum memberikan komentar atas laporan tersebut.

Diketahui komentar ancaman kepada warga Muhammadiyah itu dilontarkan oleh seorang peneliti astronomi BRIN, Andi Pangerang (AP) Hasanuddin pada unggahan peneliti BRIN Thomas Jamaluddin terkait perbedaan penetapan hari Raya Idul Fitri 2023.

Dalam unggahan tersebut Thomas mengatakan bahwa Muhmaadiyah tidak menaati keputusan Pemerintah karena telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri yang memiliki jadwal berbeda dnegan pemerintah. 

Kemudian, unggahan tersebut pun turut dikomentari oleh AP Hasanuddin yang menyebut Muhammadiyah masih egosentris.

“Saya tak segan-segan membungkam kalian Muhmmadiyah yang masih egosentris. Udah disentil sama Pak Thomas, Pak Maruf, kok masih nggak mempan,” tulis AP Hasanuddin.

Tak Cuma itu, ia juga turut membalas komentar lain dan menuliskan bahwa dirinya siap dipenjara atas ancaman pasal pembunuhan.

“Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan!!! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian!!!,” tulisnya.

BRIN Sidang Etik AP Hasanuddin

Sementara itu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan telah melakukan pengecekan terhadap komentar ancaman kepada warga Muhammadiyah yang dilontarkan oleh AP Hasanuddin.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko juga membenarkan bahwa AP Hasanuddin merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di BRIN. 

Ia mengatakan akan memproses melalui Majelis Etik ASN dan dilanjutkan ke Majelis Hukuman Dispilis PNS sesuai dengan Peraturan pemerintah nomor 94 Tahun 2021.

“Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN. Selajutnya, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memprorses melalui Majelis Etik ASN dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Dispilin PNS sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021,” ucapnya.

Ia menambahkan, BRIN akan tetap memproses kasus tersebut dengan menggelar sidang Majelis Etik ASN pada Rabu (26/4/2023) untuk penetapan sanksi final, meksipun AP Hasanuddin telah membuat surat pernyataan resmi atas ancaman yang dilontarkan tersebut.

“BRIN meminta maaf, khususnya kepda sleuruh warga Muhammadiyah atas pernyataan dan perilaku salah satu civitas BRIN, meskipun ini adalah rana pribadi yang bersangkutan,” kata Handoko.

Selain itu, ia juga memberikan imbauan kepada seluruh periset BRIN agar lebih bijak dalam menyampaikan pendapat di media sosial dan mengedepankan nilai yang berorientasi pada pelayanan, akuntabel, kompeten, haromins, loyal, adaptif dan kolaboratif.

Dalam surat pernyataan yang telah dibuat, AP Hasanuddin mengaku komentar tersebut dibuat secara sadar karena dilandasi rasa emosi dan ketidakbijaksanaannya melihat akun pimpinannya diserang oleh warga Muhammadiyah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait