URnews

Presiden Filipina Duterte Ancam Rakyat: Pilih Vaksin atau Penjara?

Kintan Lestari, Rabu, 23 Juni 2021 16.21 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Presiden Filipina Duterte Ancam Rakyat: Pilih Vaksin atau Penjara?
Image: Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Facebook @rodyduterte)

Manila - Seluruh dunia kini tengah gencar-gencarnya menggalakkan program vaksinasi. Terlebih dengan munculnya mutasi virus corona yakni varian Delta.

Filipina salah satunya. Pemerintah di sana giat mengajak masyarakatnya untuk segera divaksin.

Namun, sama seperti di Indonesia, masyarakat Filipina juga ada yang enggan untuk divaksin.

Melihat beberapa rakyatnya menolak vaksin, Presiden Filipina Rodrigo Duterte pun tak segan mengeluarkan ancaman. 

Melansir Reuters, ancaman yang dilontarkan Duterte beragam, mulai dari hukuman penjara sampai diancam akan disuntikkan Ivermectin, obat anti-parasit yang banyak digunakan untuk mengobati hewan.

“Kalian pilih, vaksin atau saya akan memenjarakan kalian,” kata Duterte dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dikutip Reuters, Selasa (22/6/2021).

"Tetapi selama kalian di sini (Filipina) dan kalian adalah manusia, dan dapat membawa virus, dapatkan vaksinasi," lanjutnya.

"Kalau tidak, saya akan memerintahkan semua kepala desa untuk menghitung jumlah orang yang menolak divaksinasi. Karena jika tidak, saya akan menyuntikkan Ivermectin untuk babi ke dalam tubuh kalian," ancam Duterte lagi.

Ancaman dari Duterte tentu saja bertentangan dengan pernyataan pejabat kesehatan yang mengatakan bahwa vaksinasi terhadap COVID-19 adalah sukarela.

"Jangan salah paham, ada krisis di negara ini. Saya hanya jengkel dengan orang Filipina yang tidak mengindahkan pemerintah," kata Duterte.

Filipina memulai program vaksinasinya pada bulan Maret. Namun ada laporan tentang jumlah pemilih yang rendah di beberapa pusat vaksinasi di negara itu.

Pada 20 Juni, dilaporkan hanya 2,1 juta orang Filipina yang telah divaksinasi penuh dari 70 juta orang yang ditargetkan untuk tahun ini.

Duterte sebelumnya juga pernah mengancam akan menembak warga Filipina yang ditemukan melanggar pembatasan penguncian alias lockdown selama pandemi.

Duterte mengatakan bahwa mereka yang menolak untuk disuntik harus meninggalkan negara itu, dan pergi ke India atau Amerika Serikat.

Menurut data World Meter, sampai hari ini (23/6/2021) kasus COVID-19 di Filipina sudah mencapai 1,3 juta kasus dengan total yang meninggal akibat virus sebanyak 23 ribu orang.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait