URnews

Presiden Haiti Tewas Tertembak Kelompok Bersenjata di Rumahnya

Alwin Jalliyani, Kamis, 8 Juli 2021 10.14 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Presiden Haiti Tewas Tertembak Kelompok Bersenjata di Rumahnya
Image: Presiden Jovenel Moise saat menghadiri Forum Diplomasi di Turki (19/6/2021 (Twitter/@moisejovenel)

Jakarta - Presiden Haiti, Jovenel Moise tewas akibat serangan di rumahnya. Sekelompok orang bersenjata menyerang rumah Moise di ibu kota pada Rabu (7/7/2021), pukul 01.00 waktu setempat. Perdana Menteri Sementara, Claude Joseph, meminta warga tenang dan mengumumkan keadaan darurat nasional.

Istri Moise terkena luka tembak akibat serangan tersebut. Ia dilarikan ke Florida Selatan untuk mendapat perawatan.

Kabar serangan terhadap presiden Haiti menggemparkan dunia. Dilansir dari BBC, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyampaikan bela sungkawa kepada rakyat Haiti atas tragedi pembunuhan yang mengerikan.

“Saya terkejut dan sedih atas kematian Presiden Moise. Belasungkawa kami bersama keluarganya dan orang-orang Haiti. Ini adalah tindakan yang mengerikan dan saya menyerukan ketenangan saat ini,” cuit Perdana Menteri Inggris,  Borsi Johnson (7/7/2021).

Beberapa laporan menyebut pelaku berpakaian hitam dan membawa senjata dengan spesifikasi tinggi. Pelaku diduga berpura-pura sebagai tentara operasi pemberantasan narkoba Amerika Serikat. Bochit Edmond, duta besar Haiti untuk Amerika Serikat, meyakini pelakunya merupakan tentara bayaran profesional.

Kekosongan kursi presiden akan diisi perdana menteri sesuai konstitusi yang berlaku. Perdana Menteri Sementara, Claude Joseph, menggantikan tugas Moise sementara waktu. Pada minggu ini Moise sempat menunjuk Ariel Henry sebagai perdana menteri baru, tetapi belum dilantik.

Amerika Serikat mengirim surat berisi dukungan pelaksanaan pemilihan umum tahun ini, demi mewujudkan pemindahan kekuasaan secara damai. Selama 50 tahun terakhir, Amerika Serikat menjadi donatur terbesar Haiti.

“Kami menggunakan ponsel, radio, televisi, untuk menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Semua orang di sini ketakutan,” ujar warga Haitu, Pasvale Solages, saat diwawancarai BBC. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait