Profil Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Bapak Pramuka Indonesia

Jakarta - Setiap tanggal 14 Agustus, rakyat Indonesia memperingati Hari Pramuka Nasional. Hal ini ternyata tak lepas dari peran Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX loh.
Yap, Bapak Pandu Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau Gusti Raden Mas Dorodjatun. Berikut sejarah dan profil singkat mengenai Sri Sultan HB IX, Bapak Pramuka Indonesia yang dirangkum Urbanasia pada Minggu (14/8/2022):
Profil Sri Sultan HB IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra kesembilan dari pasangan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah.
Pendidikannya dimulai di HIS Yogyakarta. Dorodjatun kemudian melanjutkan pendidikan ke MULO di Semarang dan AMS di Bandung. Kemudian pada tahun 1930-an, ia belajar di Jurusan Indologie (Ilmu tentang Indonesia) di Rijkuniversiteit atau Universiteit Leiden, Belanda. Laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI mencatat, Sultan melanjutkan kuliah di juruan ekonomi.
Selepas menimba ilmu di Belanda, Dorodjatun kembali ke Indonesia pada Oktober 1939. Baru beberapa hari tiba di Tanah Air, Dorodjatun sudah dihadapi kabar duka. Sang ayah, Sri Sultan Hamengkubuwono VIII jatuh sakit sebelum akhirnya akhirnya meninggal dunia pada 22 Oktober 1939.
Selang beberapa bulan, Dorodjatun diangkat sebagai Sultan Yogyakarta pada 18 Maret 1940. Ia menyandang gelar 'Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo'.
Beliau merupakan sosok pemimpin yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Ia juga yang mendorong agar pemerintah pusat memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat 'Istimewa' dan resmi menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama setelah kemerdekaan Indonesia.
Pada 1946, ia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Lalu pada 1973, Sri Sultan HB IX diangkat sebagai wakil presiden. Menurut catatan sejarah, ia merupakan wakil presiden kedua RI yang menjabat selama 1973-1978.
Namun ia menolak dipilih kembali sebagai wakil presiden. Saat itu alasan masalah kesehatan. Sepuluh tahun kemudian, ia meninggal di Washington DC, Amerika Serikat pada umur 76 tahun. Tepatnya pada 2 Oktober 1988.