URtech

RAISA, Robot Buatan ITS-Unair yang Siap Layani Pasien COVID-19

Nivita Saldyni, Rabu, 15 April 2020 10.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
RAISA, Robot Buatan ITS-Unair yang Siap Layani Pasien COVID-19
Image: Peluncuran RAISA di Gedung Pusat Robotika ITS Surabaya, Selasa (14/4/2020)/Humas ITS

Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) kembali berkolaborasi untuk membantu para tenaga tenaga melayani pasien COVID-19, guys. 

Kedua universitas ternama di Surabaya itu baru saja meluncurkan RAISA, Robot Medical Assistant ITS – Airlangga pada Selasa (14/4/2020) kemarin nih.

Nah, keberadaan RAISA ini bertujuan untuk meminimalisir kontak langsung antara tenaga medis dengan pasien COVID-19. Sehingga penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang persediaannya terbatas bisa dikurangi, guys.

Rektor ITS Prof. Mochamad Ashari mengatakan, robot ini adalah proyek bersama ITS dengan Unair dan Pemprov Jatim yang menjadi jawaban atas permasalahan yang muncul saat pandemic virus corona ini.  Oleh sebab itu, RAISA khusus dirancang oleh orang-orang yang handal dan juga tim robot ITS yang tak perlu diragukan lagi kemampuannya. 

“Dengan menggandeng orang-orang medis dari RSUA, semakin melengkapi fitur pada robot yang akan dibutuhkan pasien (COVID-19) nantinya. Harapannya kontribusi yang kami berikan ini dapat memberikan manfaat untuk para tenaga medis maupun masyarakat,” kata Ashari di sela peluncuran RAISA di Gedung Pusat Robotika ITS, Selasa (14/4/2020) lalu.

1586921708-RAISA-683x1024.jpeg

Sementara itu, Direktur Utama RSUA Prof. Nasronudin mengatakan, robot ini menjadi jawaban dari banyaknya tenaga medis di Unair yang membutuhkan pengaplikasian teknologi dari ITS.

“Robot ini mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi. Seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan,” ungkapnya.

Namun ia tak menutup kemungkinan bahwa perawat masih akan berinteraksi dengan pasien, meski tak seintens sebelum adanya RAISA. Sebab menurutnya sentuhan hati dan interaksi langsung dengan manusia masih dibutuhkan untuk mendukung psikologi para pasien.

“Perlunya sentuhan hati dan interaksi langsung juga dibutuhkan sesekali untuk mendukung psikologi dari pasien COVID-19 sendiri,” kata Nasronudin.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof. Mohammad Nuh menyampaikan bahwa banyak hal penting yang melekat pada RAISA, salah satunya nilai kemanusiaan karena mengurangi interaksi antara perawat atau tenaga medis dengan pasien.

“Nilai ekonomi juga bisa didapatkan karena jika memesan robot dari luar negeri, biayanya hanya akan menguntungkan produsen dari asing,” katanya.

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa RAISA ini memiliki nilai kebersamaan, di mana Pemprov Jatim, ITS, dan Unair bergandengan bersama-masa berupaya mengurangi penyebaran COVID-19 di Jatim.

1586921730-WhatsApp-Image-2020-04-14-at-15.40.31-768x512.jpeg

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak juga menyampaikan apresiasi pembuatan RAISA ini. Menurutnya, robot yang menghabiskan biaya sekitar Rp 100 juta per unitnya itu punya penampilan yang menarik.

“RAISA ini menarik, selain penampilan interface-nya yang cute, dia juga bisa menghubungkan pasien dengan perawat yang ada di luar melalui layar,” katanya.

Nah, terkait pendanaan, Emil mengaku Pemprov Jatim telah menyiapkan dana khusus pengembangan riset dan teknologi dari APBD. Sehingga ia berharap produksi RAISA ini bisa dipercepat agar bisa segera dioperasikan secara masal, bukan hanya di RSUA.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait