URtrending

Riwayat Kontak dengan Menhub, Wartawan Justru Dipersulit Cek Corona

Eronika Dwi, Senin, 16 Maret 2020 19.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Riwayat Kontak dengan Menhub, Wartawan Justru Dipersulit Cek Corona
Image: Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Pulogadung, Jakarta Timur. (ANTARA/Andi Firdaus)

Jakarta - Setelah diumumkannya bahwa Menhub Budi Karya Sumadi positif virus corona (COVID-19), sejumlah wartawan yang pernah berkontak dengannya diminta untuk memeriksakan kesehatan ke rumah sakit rujukan virus corona, misalnya Rumah Sakit Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, dan Rumah Sakit Fatmawati.

Sayangnya, sejumlah wartawan yang datang ke RS Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, ataupun RS Fatmawati justru tidak dilakukan tes, melainkan hanya sebatas konsultasi.

Peraturannya, jika wartawan tersebut mengalami gejala batuk, flu, atau deman baru akan dilakukannya tes corona. Pihak RS justru hanya menyarankan untuk isolasi mandiri selama 14 hari bagi wartawan yang merasa memiliki kontak fisik dengan Menhub Budi Karya Sumadi.

"Gua cek di RS Fatmawati cuma konsul aja. Hasil konsulnya sama, disuruh isolasi mandiri dulu 14 hari, kalau ada gejala-gejala corona baru deh diambil spesimennya," ungkap salah seorang Wartawan yang meminta dirahasiakan identitasnya, Senin (16/3).

Urutannya, wartawan yang merasa kontak, namun belum menunjukkan gejala-gejala virus corona; nanti dikasih formulir, lalu disuruh isi terkait data diri, riwayat pernah ke luar negeri (khususnya Wuhan, China), riwayat interaksi langsung dengan pasien suspect Corona.

Setelah dari konsultasi itu, pihak RS akan menentukan kondisinya, apa perlu di cek lanjutan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau diperbolehkan pulang langsung.

Jika nanti diminta ke IGD, proses ceknya hanya diukur tekanan darah dan dicek bagian dada pake stetoskop. Selanjutnya, dokter hanya akan meminta untuk self isolated atau jangan keluar rumah 14 hari dari kontak terakhir dengan pasien suspect.

"Tunggu 3-5 hari, kalau nunjukin gejala infeksi Corona (susah bernapas). Itu langsung lapor ke Dinas Kesehatan (Dinke)  terdekat," jelasnya.

Kejadian yang dialami para wartawan itu justru berbanding terbalik dengan para menteri dan pejabat negara. Para menteri dan pejabat setelah diumumkannya Menhub Budi Karya Sumadi positif virus corona langsung menjalani tes virus corona, meski belum mengalami gejala-gejala corona.

Padahal mengalami kasus yang serupa, adanya riwayat kontak dengan Menhub Budi Karya Sumadi saat menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada 4 dan 11 Maret 2020.

Bahkan pada hari Minggu (15/3), satu hari setelah diumumkan mengenai Menhub Budi Karya Sumadi, sejumlah wartawan yang ingin melakukan pemeriksaan di RS Persahabatan tidak ditangani apa-apa, pihak RS hanya memberikan formulir pendaftaran kepada para wartawan tersebut dan meminta untuk kembali besok. Pihak RS Persahabatan lalu hanya mengkonfirmasi bahwa pada hari itu mereka bukan tidak mau melayani, hanya sedang rapat.

"Masalah kemarin yang ada di RS Persahabatan, mungkin itu mis komunikasi. Saya mohon maaf, bukan kami tidak mau melayani, kami saat itu memang sedang rapat," kata Direktur Utama Rumah Sakit (RS) Persahabatan Rita Rogayah, saat konfrensi pers, di kantornya, Jakarta Timur, Senin (16/3).

Bahkan pihak RS juga tidak menyarankan para awak media melakukan cek COVID-19 hanya menyarankan untuk isolasi diri selama 14 hari, untuk mengantisipasi penyebaran virus.

Hal itu tentu membuat pertanyaan, wartawan yang memiliki akses protes lebih dekat dengan pemerintah saja diperlakukan seperti itu, bagaimana masyarakat biasa? Padahal para wartawan tersebut memiliki riwayat kontak dengan pasien positif corona. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait