URstyle

Rumah Tahanan Militer Era Belanda di Madiun Disulap Jadi Wisata Sejarah

Nunung Nasikhah, Rabu, 5 Agustus 2020 13.14 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Rumah Tahanan Militer Era Belanda di Madiun Disulap Jadi Wisata Sejarah
Image: Bangunan bekas rumah tahanan militer (RTM) di Madiun. (Dok. Diskominfo Madiun)

Madiun – Kota Madiun memiliki sebuah aset berupa bangunan bekas rumah tahanan militer (RTM) yang memiliki nilai sejarah tinggi.

RTM tersebut rencananya bakal dimanfaatkan menjadi destinasi wisata edukasi sejarah untuk mendukung sektor pariwisata di Kota Madiun yang saat ini gencar dikembangkan.

"RTM itu tempat peninggalan bersejarah yang belum banyak diketahui. Padahal, harusnya tempat itu dikenal luas," ujar Wali Kota Madiun Maidi di Madiun, seperti dikutip dari Antara (5/8/2020).

“Kita ajak tiga pilar membersihkannya untuk dimanfaatkan menjadi tempat wisata ke depan," imbuhnya.

Pengembalian aset milik TNI yang saat ini terbengkalai tersebut akan dilakukan melalui pemugaran dengan memperbaiki bagian yang rusak untuk menjadi seperti aslinya.

Pemugaran bangunan tersebut dilakukan untuk mendukung rencana pengembangan RTM sebagai destinasi wisata.

Meski terdapat perbaikan yang cukup besar pada bagian atap, Maidi memastikan bahwa bangunan bersejarah yang dibangun di era penjajahan kolonial itu tidak akan mengalami perubahan yang signifikan.

"Generasi kita harus memahami keberadaan dan fungsi bangunan peninggalan Belanda itu. Karenanya objek wisata cagar budaya dan sejarah kita galakkan. Tempat itu akan jadi destinasi wisata dan edukasi sejarah," tandas Maidi.

Maidi menambahkan, saat sudah dikembangkan nanti, lokasi wisata edukasi sejarah tersebut akan mengangkat tema zaman kolonial.

Selain bangunan, petugas di dalamnya juga akan mengenakan kostum ala kolonial. Mulai dari tentara yang menjaga dan petugas lainnya.

Tak hanya itu. Fasilitas pendukung yang disediakan di sekitar komplek RTM juga akan disesuaikan. Seperti pedagang kuliner dan kantin juga akan didesain dengan tema zaman penjajahan kolonial. Begitu pula dengan pernak-pernik era dulu juga akan ditambahkan.

"Wisatawan yang datang akan disuguhkan pemandangan khas tempo dulu. Selain itu, RTM tersebut juga akan terintergrasi dengan Pahlawan Street Cebter dan Taman Sumber Umis," jelasnya.

Maidi juga berencana menjadikan kawasan wisata sejarah RTM menyatu dengan bangunan Gereja Katolik Santo Cornelius yang juga merupakan bangunan cagar budaya.

"Gereja Santo Cornelius juga bangunan cagar budaya. Wisatawan dapat menikmati Sumber Umis, RTM, gereja, dan kembali ke Jalan Pahlawan,” ujar Maidi.

“Sarana pendukungnya akan kita lengkapi. Jalan menuju ketiga akses itu akan kita pasangi lampu dan fasilitas lainnya sehingga jadi nyaman untuk pejalan," tambahnya.

Keberadaan kawasan wisata baru itu tersebut diharapkan dapat memecah konsentrasi di Pahlawan Street Centre, sehingga tidak terjadi penumpukan pengunjung dan kemacetan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait