URnews

Saat Ledakan, Ada 2.750 Ton Amonium Nitrat di Pelabuhan Beirut

Anisa Kurniasih, Rabu, 5 Agustus 2020 07.46 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Saat Ledakan, Ada 2.750 Ton Amonium Nitrat di Pelabuhan Beirut
Image: Ledakan Besar di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat (tangkapan layar video/Istimewa)

Beirut - Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hassan, mengatakan jumlah korban tewas akibat ledakan di Beirut, Lebanon, pada Selasa waktu setempat, 4 Agustus 2020, mencapai 73 orang. Lebih dari 3.700 orang terluka.
 
Hassan mengatakan bahwa mereka telah menghubungi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membawa pesawat bantuan.
 
"Ini adalah bencana dalam setiap arti kata," kata Hamad dalam sebuah wawancara dengan beberapa saluran televisi saat mengunjungi sebuah rumah sakit di ibu kota Lebanon seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu (5/8/2020).

Hingga kini, penyebab ledakan itu belum diketahui jelas. Namun, melansir Aljazeera, para pejabat menghubungkan ledakan itu dengan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disita dan disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.

Presiden Lebanon  Michel Aoun mengatakan bahwa 'tidak dapat diterima' bahwa 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun tanpa langkah-langkah keamanan, menurut pernyataan yang dipublikasikan di akun Twitter kepresidenan @LBpresidency.

Aoun juga berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab akan mendapatkan 'hukuman paling keras' dan mengatakan keadaan darurat dua minggu harus diumumkan.

Diketahui,  sebuah ledakan besar mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) yang mengakibatkan banyak orang terluka.

Ledakan besar yang viral di media sosial tersebut menghancurkan jendela dan balkon-balkon dengan kepulan asap yang sangat tebal. Getaran ledakan itu juga terasa hingga daerah Siprus yang jaraknya mencapai 240 km dari Lebanon.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait