URtrending

Salat Jumat Digelar Lagi, Arief Rosyid: Selain Jamaah, Pengurus Harus Tertib

Healza Kurnia H, Jumat, 12 Juni 2020 12.28 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Salat Jumat Digelar Lagi, Arief Rosyid: Selain Jamaah, Pengurus Harus Tertib
Image: Pelaksanaan salat Jumat di Masjid Al-Akbar Surabaya selama pandemi COVID-19. (Dok. Masjid Al-Akbar)

Jakarta - Salat Jumat pekan kedua telah tiba, guys! Buat kamu yang akan salat Jumat di pekan kedua kali ini setelah resmi perdana mulai dibuka kembali pada pekan lalu (5/6/2020) jangan lupa untuk selalu jaga diri dan patuhi protokol kesehatan.

Dalam keterangannya kepada Urbanasia, Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI), drg. Arief Rosyid mengatakan bahwa para jamaah diperlukan kesadaran kolektif untuk tetap menjaga kebersihan, jaga jarak saat ibadah, dan melakukan protokol kesehatan lainnya seperti memakai masker dan cuci tangan.

"Masjid adalah tempat yang paling mudah untuk diatur dibanding pasar, mal dan fasilitas publik lainnya. Sehingga diharapkan melalui masjid, masyarakat bisa menerapakn hidup sehat dan bersih di era new normal seperti ini," ungkapnya.

Tak hanya para jamaah, Arief juga mengingatkan kepada para petugas atau pengurus masjid untuk melakukan sejumlah persiapan sebelum melaksanakan ibadah salat Jumat di masjid seperti berikut ini:

1. Ukur suhu tubuh jamaah di gerbang Masjid

2. Siapkan sarana #CuciTanganPakaiSabun di area Masjid

3. Ingatkan jamaah #PakaiMasker dan bawa alat salat sendiri

4. Terapkan #JagaJarak saf dengan penanda yang jelas

5. Sediakan handsanitizer sebelum masuk pintu Masjid

6. Gunakan sarung tangan bagi petugas kotak tromol

7. Dalam khotbah ingatkan kembali prokotol kesehatan.

Sebagai insiator dari gerakan #BangkitdariMasjid, Arief juga menyatakan bahwa Dewan Masjid Indonesia khususnya para pemuda DMI menilai pentingnya keterlibatan seluruh stakeholder dalam konsep pentahelix untuk mempercepat kesuksesan pemutusan rantai penyebaran wabah COVID-19.

1591940201-masjid-protokol-pengurus.jpeg

Saat ini tercatat ratusan organisasi kepemudaan secara nasional, puluhan mungkin ratusan ribu komunitas yang berjejaring di daerah, dengan jutaan potensi generasi muda ini sangat bisa digerakkan untuk ikut membantu gerakan ini.

“Seperti yang kita tahu, ada sekitar 800.000 masjid seluruh Indonesia, yang tersebar dari kota hingga pelosok, di jalan utama hingga di gang-gang sempit. Potensi ini harus diberdayakan secara sosial ekonomi oleh generasi muda tidak hanya dalam momentum pandemi COVID-19, tapi juga setelahnya,” bebernya.

Gerakan #BangkitdariMasjid ini pun disambut Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang memang ingin mendorong kembalinya fungsi sosial masjid.

“Dampak Covid-19 ini tidak hanya masalah kesehatan saja, tapi juga berdampak pada masalah ekonomi, sosial, pendidikan dan ketahanan pangan. Gugus Tugas mengajak gerakan masyarakat bantu masyarakat, dengan bantu edukasi, pangan, pendataan, ekonomi, medis dan psikologi. Dan masjid dengan fungsi sosialnya bisa menjadi tempat untuk implementasi konsep gerakan masyarakat ini” ujar Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan seperti dikutip dari Republika.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait