URnews

Sejarah 16 Agustus: Peristiwa Soekarno-Hatta Diculik ke Rengasdengklok

Anisa Kurniasih, Senin, 16 Agustus 2021 19.26 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sejarah 16 Agustus: Peristiwa Soekarno-Hatta Diculik ke Rengasdengklok
Image: Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno. (Dok. anri.go.id)

Jakarta - Tak bisa dipungkiri, perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus rupanya menyimpan banyak sejarah yang wajib untuk selalu kita kenang. Ingatkah kalian, salah satu peristiwa besar yang terjadi sehari sebelum proklamasi di tahun 1945 silam ialah peristiwa Rengasdengklok.

Momen tersebut terjadi ketika Ir Soekarno dan Mohammad Hatta, diboyong pemuda ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Keduanya dibawa para pemuda karena mereka ingin kemerdekaan Indonesia cepat diumumkan lantaran berita Jepang kalah sudah tersiar.

Namun, saat itu terdapat perbedaan pendapat yang tajam antara golongan muda dengan golongan tua soal pelaksanaan proklamasi.

Golongan tua yang dimotori Bung Karno dan Hatta saat itu lebih kepada perhitungan politiknya. Mereka berpandangan untuk memproklamasikan kemerdekaan diperlukan revolusi yang terorganisir dengan baik. Karenanya, kerjasama dengan Jepang masih diperlukan agar tidak terjadi pertumpahan darah.

Soekarno dan Hatta bermaksud membahas pelaksanaan proklamasi dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebab, dengan demikian pelaksanaan proklamasi tidak akan menyimpang dari ketentuan Jepang.

Hal itu sontak mendapat penolakan keras dari golongan muda, yang saat itu dimotori Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana. Mereka menilai PPKI adalah buatan Jepang, sementara mereka menginginkan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel-embel negara Sakura itu.

Awalnya, golongan muda yang dipimpin Chaerul Saleh mengadakan pertemuan di Gedung Lembaga Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, pada 15 Agustus 1945, malam hari. Pertemuan para pemuda tersebut untuk menyikapi kekalahan Jepang.

1597571524-disparbud.jpgSumber: Rumah Rengasdengklok. (disparbud.jabarprov.go.id)

Mereka juga menginginkan agar kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa ada campur tangan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pasalnya, golongan muda menilai PPKI merupakan bentukan Jepang. 

Setelah adanya kesepakatan tersebut, Wikana menemui Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur Nomor 56. Wikana menyampaikan desakan dari para pemuda yang menginginkan kemerdekaan saat itu juga.

Namun, Soekarno menolak. Soekarno menyatakan tidak bisa melepas tanggung jawab sebagai Ketua PPKI. Setelah mendapat jawaban dari Soekarno, muncullah inisiasi para pemuda untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

16 Agustus 1945, sekira pukul 03.00 WIB, para pemuda tersebut kemudian menculik Soekarno dan Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok, Karawang. Tujuan penculikan tersebut, salah satunya untuk agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh dengan Jepang. 

Meski kecewa dan marah atas 'penculikan' itu, Bung Karno dan Bung Hatta tetap mengikuti keinginan para pemuda untuk menghindari adanya keributan. Saat itu, Bung Karno mengikutsertakan sang istri, Fatmawati dan anaknya, Guntur yang masih balita.

Keduanya kemudian dibawa ke sebuah rumah milik salah seorang pimpinan PETA, Djiaw Kie Siong, di sebuah kota kecil di dekat karawang yakni Rengasdengklok

Letak Rengasdengklok yang terpencil menjadi salah satu alasan para pemuda memilih tempat itu agar mudah mendeteksi pergerakan tentara Jepang jika menuju tempat itu.

Sejumlah alasan pun disampaikan oleh Bung Karno soal pemilihan 17 Agustus 1945. Sementara itu, kesepakatan terjadi di Jakarta antara golongan tua yang diwakili Ahmad Soebardjo dengan golongan muda yang diwakili Wikana. Saat itu keduanya sepakat proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta.

Berbekal kesepakatan itulah Bung Karno dan Bung Hatta kemudian dijemput Ahmad Soebardjo untuk kembali ke Jakarta. 

Saat itu, Ahmad Soebardjo menjanjikan kepada para pemuda yang berada di Rengasdengklok bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 WIB.

Atas jaminan tersebut, kedua proklamator itu kemudian diizinkan kembali ke Jakarta. Akhirnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia akhirnya diproklamirkan Bung Karno dengan didampingi Hatta pada Jumat 17 Agustus 1945.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait