URnews

Sejarah Hari Ketahanan Pangan dan Menilik Stok Pangan di Indonesia

Shelly Lisdya, Jumat, 16 Oktober 2020 10.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sejarah Hari Ketahanan Pangan dan Menilik Stok Pangan di Indonesia
Image: Ilustrasi Hari Pangan Sedunia. (Freepik)

Jakarta - Setiap 16 Oktober diperingati dengan Hari Pangan Sedunia. Tanggal ini juga bertepatan dengan berdirinya Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1945.

Dilansir Wikipedia, Hari Pangan Sedunia didirikan oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 pada November 1979 silam.

Delegasi Hongaria Menteri Pertanian dan Pangan, Dr. Pal Romany berperan penting pada konferensi tersebut dan mengusulkan ide perayaan Hari Pangan Sedunia. 

Hal ini telah diperhatikan setiap tahun di lebih dari 150 negara, untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan dan kelaparan.

Sejak tahun 1981 lalu, Hari Pangan Sedunia mengadopsi berbagai tema untuk perayaan setiap tahunnya. Ini bertujuan untuk menekankan peran penting dari dunia pangan yang memerlukan perhatian khusus.

Sedangkan tema pada tahun 2020 atau ke-75 ini seperti dilansir FAO adalah, “Tanam, Pelihara, Lestarikan Bersama”. Artinya, kita harus terus menanam bersama-sama untuk menghasilkan gizi sekaligus melestarikan ekologi.

Namun, saat pandemi seperti saat ini, di Indonesia sendiri stok pangan masih aman, karena persediaan beras hingga akhir 2020 surplus.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) sektor pertanian mengalami kenaikan sekitar 16,4 persen untuk ekspor.

Menurutnya, dari Januari hingga Juli, ekspor berada di kisaran Rp 251 triliun. Ini pertanda bahwa sektor pertanian di Indonesia tidak terganggu dengan adanya COVID-19.

"Akselerasi pertanian di tengah COVID-19 tetap berputar dengan baik," katanya belum lama ini.

Kemudian, berdasarkan dari data BPS, hasil produksi Musim Tanam (MT) I kelebihan stoknya hingga mencapai 7,4 juta ton beras, dan MT 2 dilakukan percepatan dengan lahan seluas 5,8 juta hektare dan realisasi sudah tertanam hampir 89 persen.

"Hasilnya di atas 13 juta ton atau sekitar 15 juta ton beras. Ini terbilang overstock karena bisa saja mencapai hingga 22 ton. Kebutuhan pangan nasional hanya sekitar 15 juta ton beras per tahun. Ini surplus untuk kebutuhan pangan pada 2021," tandasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait