Sejarah Pura Mangkunegaran, Salah Satu Lokasi Pesta Nikah Kaesang-Erina

Jakarta - Presiden Joko Widodo bakal mantu. Putra ketiganya yang bernama Kaesang Pangarep akan melangsungkan pernikahan dengan seorang gadis cantik asal Yogyakarta, Erina Gudono.
Pernikahan Kaesang-Erina akan berlangsung di Yogyakarta pada 10 Desember 2022 mendatang. Lokasi akad ini tepatnya di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.
Layaknya pernikahan adat Jawa, Kaesang dan Erina ini juga akan menjalani prosesi ‘ngunduh mantu’, di Kota Surakarta sebagai kota asal keluarga Kaesang.
Di Surakarta, prosesi ngunduh mantu akan berlangsung di rumah dinas Wali Kota Solo atau yang biasa dikenal dengan nama Loji Gandrung.
Selain itu, pesta ngunduh mantu ini juga akan digelar di Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran. Pasangan pengantin rencananya akan dikirab menuju Pura Mangkunegaran dengan menggunakan kereta kencana.
Sejarah Pura Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran adalah istilah untuk istana resmi Kadipaten Mangkunegaran sekaligus menjadi kediaman penguasanya yang disebut Mangkunegara.
Berdirinya Pura Mangkunegaran erat kaitannya dengan Perjanjian Salatiga yang berlangsung pada 17 Maret 1757. Perjanjian ini ditandatangani oleh Sunan Pakubuwana III dan Raden Mas Said.
Dalam perjanjian itu, wilayah Kasunanan Surakarta pun dibagi menjadi dua, yaitu Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran.
Sejak saat itu, Kadipaten Mangkunegaran pun berdiri dengan dipimpin oleh Raden Mas Said yang bergelar Mangkunegara I. Wilayahnya meliputi Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang, dan Kedu.
Setelah berkuasa, Mangkunegara I pun mencanangkan pembangunan Istana yang kemudian disebut dengan nama Pura Mangkunegaran.
Pura Mangkunegaran dibangun mengikuti model keraton, seperti adanya bagian pamedan, pendapa, pringgitan, dalem, dan keputren. Seluruh kompleks istana ini dikelilingi oleh tembok tinggi.
Bagian Bangunan Pura Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran saat ini berada di Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Ketika masuk ke kawasan ini, Urbanreaders akan disambut bagian pamedan atau lapangan luas yang dulunya digunakan sebagai tempat berlatih prajurit.
Masuk lagi ke dalam, kalian akan disambut dengan pendopo ageng Mangkunegaran. Pendopo ini memiliki luas 3.500 meter persegi, yang menjadikannya sebagai salah satu pendopo terbesar di Indonesia.
Pendopo ageng dapat menampung lima sampai 10 ribu orang. Atapnya yang berbentuk joglo ini disangga dengan kayu-kayu hutan di perbukitan Wonogiri, dengan seluruh bagian dipasang tanpa paku.
Di dalam pendopo ini ada beberapa gamelan pusaka, seperti Kyai Seton, Kyai Kanyut Mesem, dan Lipur Sari. Masing-masing gamelan dimainkan pada saat-saat tertentu saja.