Sering Merasa Kecewa? Hindari Ekspektasi yang Nggak Realistis Ini

Jakarta - Sangat manusiawi memang jika kita memiliki ekspektasi, bahkan yang paling nggak realistis sekalipun. Meski demikian, ekspektasi juga bisa merenggut kebahagiaan seseorang apabila realita yang terjadi nggak sesuai harapan. Terlebih, jika perbedaan ekspektasi dan motivasi terkadang begitu samar.
Salah satu life skill wajib yang harus dimiliki seseorang adalah bisa mengelola ekspektasi dengan bijaksana. Jika tidak, mungkin saja bisa bikin depresi. Namanya hidup kan, nggak semua hal berjalan sesuai dengan ekspektasi.
Berikut beberapa contoh ekspektasi tidak realistis yang mungkin masih melekat pada dirimu. Yuk, lihat versi realistisnya.
1. Bisa Mengubah Pasangan atau Orang Lain
Kita tidak selalu berhasil mengubah atau memperbaiki orang. Mereka akan berubah berdasarkan kemauannya sendiri. Kamu hanya perlu memutuskan di mana ruang untuk mereka dalam hidupmu dan mendukung perubahan mereka.
2. Tidak Boleh Gagal, Ditolak, atau Jatuh
Sebenarnya, tidak apa-apa untuk gagal dan merasa kecewa dalam menghadapi penolakan. Gagal, ditolak, dan jatuh adalah hal yang biasa dalam hidup. Kalau kata Najwa Shihab, “Habisi dulu jatah gagalnya di waktu muda.”
3. Pasangan Bertanggung Jawab Atas Kebahagiaanku
Kebahagiaan kita adalah tanggung jawab diri kita sendiri, bukan tanggung jawab orang lain. Tanpa terkecuali pasanganmu. Pasangan adalah bonus pelengkap kebahagiaan, bukan pemegang kendali kebahagiaan.
4. Semua Orang Harus Suka, Setuju, dengan Pemikiranku
Setiap orang berhak mempunyai opini, kesukaan, dan ketidaksukaannya masing-masing. Bukan tugasmu untuk membuat semua orang suka, setuju, dan sepemikiran denganmu.
5. Semua Orang Pasti Berbuat Baik
Manusia bukanlah makhluk yang pasti selalu baik atau pasti selalu buruk. Setiap orang mempunyai kehidupan yang sangat kompleks dan mungkin tidak selalu bisa dipahami. Jadi lebih baik tekan ekspektasi seminimal mungkin pada manusia ya, Urbanreaders!