URtainment

Sinetron Suara Hari Istri Jadi Sorotan, Berbau Poligami dan Pedofilia?

Eronika Dwi, Rabu, 2 Juni 2021 12.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sinetron Suara Hari Istri Jadi Sorotan, Berbau Poligami dan Pedofilia?
Image: Adegan Pak Tirta dan Zahra di Sinetron Suara Hati Istri. (YouTube Indosiar)

Jakarta - Indonesia Feminis ikut menyoroti karakter Zahra yang diperankan artis 15 tahun, Lea Ciarachel, di sinetron 'Suara Hati Istri (SHI)'.

Indonesia Feminis menilai adanya glorifikasi poligami, kekerasan seksual, dan pedofilia di sinetron yang tayang di Indosiar itu.

"Permasalahan utama di sinetron ini adalah pemeran utamanya, yaitu Zahra (Lea Ciarachel) masih berusia 15 tahun, dimana usia pemerannya masih tergolong minor (di bawah umur), namun memerankan karakter seorang istri muda," tulis akun Instagram Indonesia Feminis, dikutip, Rabu (2/6/2021).

Dalam sinetron SHI, Lea memerankan karakter bernama Zahra, seorang gadis desa yang dipaksa menikah dengan seorang juragan kampung sekaligus bos dari ayahnya bernama pak Tirta (pemain Panji Saputra).

"Apalagi series ini juga mengangkat tema poligami yang dimana tema ini juga merupakan hal yang sering dimiskonsepsi oleh beberapa kalangan," kata Indonesia Feminis.

Sejumlah adegan menjadi sorotan Indonesia Feminis termasuk saat pak Tirta dan Zahra melakukan adegan malam pertama.

"Kalian coba pikirkan, seorang perempuan berusia 15 tahun melakukan adegan bersama pria dewasa (39 tahun). Indosiar secara eksplisit menampilkan adegan pedofil yang diglorifikasi dan diromantiasi," ungkap Indonesia Feminis.

"Dengan begini ceritanya, admin mempertanyakan pola pikir tim kreatif (terutama casting director) dari sinetron 'Zahra'. Sebuah kegilaan besar bagi Indosiar selaku platform sinetron ini yang menayangkan hal tidak senonoh," sambungnya.

Tindakan pedofil sendiri, Indonesia Feminis menyebut, sudah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

"Di mana KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dalam menindak sinetron seperti ini?" tutup Indonesia Feminis.

Hingga berita ini ditulis belum ada sejumlah pihak lain yang menanggapi kasus Zahra ini, termasuk dari Indosiar.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait