Jakarta - Rencana pemerintah menamai salah satu <a href="https://www.urbanasia.com/sederet-tokoh-indonesia-yang-dijadikan-nama-jalan-di-luar-negeri-U20248">ruas jalan</a> di Ibu Kota Jakarta dengan nama presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Atat&uuml;rk tengah menjadi sorotan. Pasalnya tak sedikit yang menyatakan penolakan terhadap rencana tersebut.
Salah satunya Wakil Ketua Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid. Lewat sebuah cuitan di Twitter, ia menilai pemerintah, khususnya <a href="https://www.urbanasia.com/pemprov-dki-jakarta-bangun-tugu-sepatu-instagramable-di-sudirman-U42831">Pemprov DKI Jakarta</a> perlu mengkaji ulang rencana tersebut.&nbsp;
"Usulan tokoh sekuler Turki Kemal Pasha Ataturk unt jadi nama jalan di Jakarta hendaknya dikaji ulang. Boleh saja memberikan nama jalan Soekarno di Ankara tapi berlakulah spt Maroko, di sana ada jalan Soekarno tanpa minta nama jalan Raja Maroko di Jakarta," cuit Hidayat Nur Wahid seperti diluhat Urbanasia pada Senin (18/10/2021).
Ia pun menilai Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria harusnya memperhatikan respons masyarakat untuk mempertimbangkan kembali rencana tersebut.

Jakarta - Rencana pemerintah menamai salah satu <a href="https://www.urbanasia.com/sederet-tokoh-indonesia-yang-dijadikan-nama-jalan-di-luar-negeri-U20248">ruas jalan</a> di Ibu Kota Jakarta dengan nama presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Atat&uuml;rk tengah menjadi sorotan. Pasalnya tak sedikit yang menyatakan penolakan terhadap rencana tersebut.
Salah satunya Wakil Ketua Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid. Lewat sebuah cuitan di Twitter, ia menilai pemerintah, khususnya <a href="https://www.urbanasia.com/pemprov-dki-jakarta-bangun-tugu-sepatu-instagramable-di-sudirman-U42831">Pemprov DKI Jakarta</a> perlu mengkaji ulang rencana tersebut.&nbsp;
"Usulan tokoh sekuler Turki Kemal Pasha Ataturk unt jadi nama jalan di Jakarta hendaknya dikaji ulang. Boleh saja memberikan nama jalan Soekarno di Ankara tapi berlakulah spt Maroko, di sana ada jalan Soekarno tanpa minta nama jalan Raja Maroko di Jakarta," cuit Hidayat Nur Wahid seperti diluhat Urbanasia pada Senin (18/10/2021).
Ia pun menilai Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria harusnya memperhatikan respons masyarakat untuk mempertimbangkan kembali rencana tersebut.

Protes keras juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Ia beranggapan bahwa rencana penamaan jalan di Jakarta dengan Mustafa Kemal Ataturk akan melukai hati umat Islam.
"Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," kata Anwar dalam keterangan resminya, Minggu (17/10/2021) lalu.
<img class="img-responsive" src="https://public.urbanasia.com/images/post/2021/10/18/1634549779-WhatsApp-Image-2021-10-18-at-4.35.59-PM.jpeg" alt="1634549779-WhatsApp-Image-2021-10-18-at-4.35.59-PM.jpeg" width="100%" />Sumber: Ketua MUI, Anwar Abbas. Sumber: Antara/ Anom Prihantoro
Anwar menyebut bahwa Ataturk adalah pemimpin yang telah mengacak-acak ajaran Islam. Berbagai kebijakannya pun dianggap bertentangan dengan ketentuan Al-Quran dan sunah, di antaranya mengubah Masjid Hagia Sofia menjadi museum, mengubah adzan berbahasa Arab menjadi bahasa lokal, dan banyak lagi lainnya.
Untuk itu, berikut Urbanasia rangkum sejumlah informasi terkait profil Mustafa Kemal Atat&uuml;rk.

Masa Kecil Mustafa Kemal Atat&uuml;rk dan Pendidikannya
<img class="img-responsive" src="https://public.urbanasia.com/images/post/2021/10/18/1634550369-WhatsApp-Image-2021-10-18-at-4.45.29-PM.jpeg" alt="1634550369-WhatsApp-Image-2021-10-18-at-4.45.29-PM.jpeg" width="100%" />Sumber: Mustafa Kemal Atat&uuml;rk. (Wikimedia Commons)
Mustafa Kemal Atat&uuml;rk lahir di Salonika, yang sekarang dikenal dengan nama Thessalon&iacute;ki, pada 12 Maret 1881. Atat&uuml;rk merupakan anak dari pasangan Z&uuml;beyde Hanim dan Ali Riza Efendi. Melansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan Turki, Atat&uuml;rk lahir di keluarga menengah ke atas.
Lulus dari SD Şemsi Efendi, Atat&uuml;rk kecil sempat melanjutkan pendidikan ke SMP Sipil Tesalonika. Namun karena suatu hal, ia meninggalkan sekolah tersebut dan masuk ke SMP Militer pada 1893.
Ia pun melanjutkan pendidikan ke SMA Militer Monastir dan masuk ke Sekolah Tinggi Militer di Istanbul. Hingga akhirnya lulus pada 10 Februari 1902 dengan pangkat letnan. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Akademi Militer dan lulus pada 11 Januari 1905 dengan pangkat Kapten.&nbsp;
Nama Kemal sendiri sebenarnya bukan nama lahirnya. Ia mendapatkan nama itu dari salah satu gurunya karena dianggap cerdas dan berbakat. Nama itu sendiri punya arti kesempurnaan.

Perjalanan Karier Mustafa Kemal Atat&uuml;rk
<img class="img-responsive" src="https://public.urbanasia.com/images/post/2021/10/18/1634550255-Mustafa-Kemal-Ataturk.jpg" alt="1634550255-Mustafa-Kemal-Ataturk.jpg" width="100%" />Sumber: Mustafa Kemal Atat&uuml;rk. (meb.gov.tr)
Lulus dari pendidikan militer, ia pun bergabung dengan militer kekaisaran dan ditempatkan di Damaskus, Suriah sebagai bagian dari Angkatan Darat. Kemudian pada 1907, ia kembali ke kampung halamannya di Salonica.
Selama menjadi bagian dari militer, ia terlibat dalam berbagai peperangan. Salah satunya perang melawan Italia di Libya (1911-1912) dan Perang Dunia I (1914-1918). Ia juga diketahui memiliki peran besar dalam mengusir Inggris dan Perancis dari Istanbul pada 1915. Hal itu pun membuatnya dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal.
Dalam dunia militer, namanya dikenal sebagai salah satu tokoh yang berperan dalam Perang Kemerdekaan Turki. Pada 22 Juni 1919, ia mengirimkan Surat Edaran Amasya ke seluruh negeri dan menyatakan bahwa Turki bertekad memulihkan pembebasan negara itu. Dalam suratnya, ia juga menyatakan diri menggelar pertemuan Kongres di Erzurum dan Sivas.
Kemudian pada 23 April 1920, Turki pertama kalinya mengadakan Majelis Nasional Agung. Dalam pertemuan itu, dibahas tentang persiapan dan pengesahan undang-undang baru. Hal ini dilakukan untuk mencapai kesuksesan pada Perang Kemerdekaan Turki yang dimulai pada 15 Mei 1919. Hasilnya, perang Kemerdekaan Turki berakhir dengan Perjanjian Damai Lausanne pada 24 Juli 1923.
Tak lama kemudian, tepatnya 29 Oktober 1923, Republik Turki dideklarasikan. Saat itu, Ataturk terpilih sebagai presiden pertama.

Turki di Tangan Mustafa Kemal Atat&uuml;rk
<img class="img-responsive" src="https://public.urbanasia.com/images/post/2021/10/18/1634550361-WhatsApp-Image-2021-10-18-at-4.45.40-PM.jpeg" alt="1634550361-WhatsApp-Image-2021-10-18-at-4.45.40-PM.jpeg" width="100%" />Sumber: Mustafa Kemal Atat&uuml;rk. (Wikimedia Commons)
Saat Turki di bawah kekuasaan Atat&uuml;rk, modernisasi mulai dilakukan. Mustafa Kemal Atat&uuml;rk pun memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik.
Beberapa kebijakan yang ia angkat di antaranya pembentukan pemerintahan menjadi republik, penghapusan institusi Islam, hingga pengenalan hukum dan budaya barat.&nbsp;
<div class="lihatjg">
Baca Juga: <a title="Kebakaran di Turki Jadi Bencana Nasional, Pray For Turkey Menggema di Medsos" href="https://www.urbanasia.com/kebakaran-di-turki-jadi-bencana-nasional-pray-for-turkey-menggema-di-medsos-U38367">Kebakaran di Turki Jadi Bencana Nasional, Pray For Turkey Menggema di Medsos</a>
</div>
Ia sendiri menjabat sebagai presiden selama empat periode. Ia terpilih kembali sebagai Presiden Republik Turki pada 1927, 1931 dan 1935 oleh Majelis Nasional Agung Turki. Kemudian pada tahun 1935, ia mendapat nama Atat&uuml;rk di belakang namanya yang berarti 'Bapak negara Turki'.
Ia diketahui meninggal pada 10 November 1938 di usia 57 tahun akibat penyakit liver yang dideritanya sejak lama. Awalnya ia dimakamkan di Museum Etnografi, Ankara pada 21 November 1938. Namun 10 November 1953, ia dipindahkan ke Anitkabir (Makam Atat&uuml;rk), tempat peristirahatan terakhirnya.&nbsp;
&nbsp;

Sosok Mustafa Kemal Atatürk, Presiden Turki yang Ditentang Jadi Nama Jalan di Jakarta