URstyle

Ahli: Hindari Pakai Masker Kain, Kecuali Dilapisi dengan Masker Medis

Nivita Saldyni, Minggu, 20 Juni 2021 12.11 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ahli: Hindari Pakai Masker Kain, Kecuali Dilapisi dengan Masker Medis
Image: Ilustrasi masker kain. (Pixabay/Innviertlerin)

Jakarta - Vaksinolog dan spesialis penyakit dalam, dr Dirga Sakti Rambe mengatakan, penggunaan masker kain tiga lapis di tengah pandemi sudah tidak disarankan. Kecuali, kamu melapisinya dengan masker bedah, guys.

Seperti yang kita tahu, penggunaan masker merupakan salah satu upaya bersama untuk mencegah penularan COVID-19. Salah satu bagian penting dari protokol kesehatan ini memang tak boleh dilewatkan, namun tentu kita harus memilih masker yang tepat agar pencegahan lebih efektif, bukan?

"Masker kain sudah tidak dianjurkan, lagipula masker bedah sudah banyak tersedia dan harganya terjangkau, gunakan hanya masker berkualitas," kata Dirga dikutip dari Antara, Minggu (20/6/2021).

Menurutnya dari berbagai jenis masker yang tersedia di pasaran saat ini, masker medis terbukti masih paling efektif jika digunakan dengan tepat. Artinya jika sudah waktunya diganti,maka segera ganti maskermu dengan yang baru.

"Saya menyarankan untuk mengganti masker maksimal 6 jam, atau ganti segera setelah masker sudah basah atau kotor," jelasnya.

Urbanreaders juga harus ingat, membuka masker juga tak boleh sembarangan apalagi saat kita berada di tempat umum. Dirga menyarankan agar kita senantiasa membuka masker hanya saat alasan penting, seperti makan dan minum. Jangan lupa, melepas dan membuang maskermya juga harus benar ya guys.

Caranya, lepas tali elastis dari telinga, jauhkan masker dari pakaian dan wajah untuk menghindari permukaan masker yang bisa saja terkontaminasi. Kemudian buang masker di tempat sampah dan bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih berbahan alkohol.

Semua hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, guys. Dirga mengingatkan kita bahwa saat ini kita tengah dihadapkan oleh beberapa mutasi virus baru yang sangat berbahaya.

Sementara vaksin, menurut Dirga memang menjadi langkah pencegahan yang penting diambil untuk membentuk kekebalan komunal, namun tidak ada langkah pencegahan yang efektif 100 persen. Untuk itu kita perlu meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.

“Saat ini, persentase penduduk Indonesia yang telah divaksin 1 kali sebesar 11 persen dan vaksinasi lengkap sebesar 6,3 persen. Angka tersebut masih terbilang kecil dari total populasi Indonesia saat ini. Apalagi, saat ini kita dihadapkan pada ancaman berupa mutasi virus baru yang mulai ditemukan di tanah air," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait