'CePAD', Rapid Test Antigen Unpad Punya Akurasi di Atas Standar WHO

Jakarta - Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, menjadi satu-satunya kampus yang berhasil menciptakan alat rapid test berbasis antigen (CePAD) di Indonesia.
Unpad pun memperbanyak jumlah produksi CePAD sehingga bisa memenuhi kebutuhan rapid test antigen di Indonesia dengan harga yang lebih murah, yakni Rp 120 ribu.
Meski tidak berbeda jauh dari harga produk sejenis, namun Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad, Diana Sari optimis, harga CePAD akan lebih murah bila produksi terus meningkat.
"Seumpama kita produksi satu juta, produk ini akan bisa bersaing dengan produk tes antigen dari importir," kata Diana dalam rilis, yang dikutip Selasa (12/1/2021).
Tingkat akurasi dan sensitivitas CePAD pun sudah melampaui ambang rekomendasi yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO).
Berdasarkan kajian terakhir, akurasi CePAD 91,5 persen, sedangkan tingkat sensitivitasnya 82 persen. Sementara rekomendasi WHO 80 persen.
Produk rapid test antigen CePAD sudah mendapat rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinis Indonesia dan sudah mendapat izin edar sejak 4 November 2020 lalu.
CePAD sudah dipakai dan telah dipesan Kementerian Riset, Teknologi Republik Indonesia (RI), dan Pemprov Jawa Barat.
Menteri Riset dan Teknologi RI, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, CePAD merupakan produk inovasi yang dikategorikan alat untuk melakukan pendeteksian cepat terhadap keberadaan COVID-19 pada manusia.
CePAD tidak dikategorikan sebagai tes cepat berbasis antibodi, namun memiliki sasaran pengujian yang berbeda.