Kecanduan Suntik Syntol sampai Dijuluki 'Hulk', Binaragawan Brazil Ini Tewas

Jakarta — Binaragawan asal Brazil Valdir Segato meninggal dunia. Selebgram TikTok yang dikenal dengan julukan 'Brazilian Hulk' itu meninggal dunia tepat di hari ulang tahunnya yang ke - 55.
Melansir New York Post, Segato diduga meninggal karena serangan jantung. Hal itu disampaikan rekannya Moises da Conceicao da Silva. Da Silva menyebut Segato mengalami sesak napas dan mencari pertolongan ke rumah ibunya saat sekarat.
“Sekitar jam 6 pagi dia merangkak dari pintu belakang dan mengetuk jendela rumah ibu saya. Dia berkata ‘Tolong bantu saya karena saya sekarat’,” kata da Silva kepada Globo.
Dia lalu membawa Segato ke rumah sakit. Tapi pria berbadan besar itu pingsan begitu tiba di meja resepsionis dan dinyatakan meninggal dunia.
Semasa hidupnya Segato diketahui gemar melakukan injeksi synthol untuk membentuk otot bisep, dada, dan punggung.
Kebiasaan itu berawal pada 2016, ketika dia ditawari injeksi synthol di sebuah gym. Bisepnya bertambah besar 66 cm setelah disuntik dengan campuran senyawa kimia tersebut.
Sejak saat itu Segato dijuluki hulk dan menjadi terobsesi dengan tokoh fiksi tersebut. Dia bangga dengan gelarnya dan dari situlah dia mulai ketagihan synthol.
Sumber: TikTok@valdirsegatoofici.
“Mereka memanggil saya Hulk sepanjang waktu dan saya suka itu. Saya telah mengandalkan bisa saya, tapi saya masih ingin membuatnya semakin besar,” kata Sergato kepada Daily Mail enam tahun silam.
Sebagai informasi, synthol merupakan minyak sintetis yang bisa membuat otot lebih besar secara instan. Bahan kimia tersebut terbuat dari campuran minyak, benzil alkohol, dan lidokain.
Walaupun bisa membuat ukuran yang besar, penggunaan synthol tidak menguatkan jaringan otot. Sebaliknya, senyawa kimia ini sangat berbahaya bagi kesehatan jika dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Segato sendiri telah diperingatkan dokter soal bahaya menginjeksi otot dengan synthol. Minyak sintetis itu bisa menyebabkan komplikasi infeksi.
Dan yang terparah, synthol bisa menyebabkan kerusakan saraf, emboli minyak paru, oklusi arteri pulmonalis, infark miokard, stroke serebral, hingga amputasi.