URstyle

Kolaborasi Mewujudkan Pariwisata Bertanggung Jawab

Urbanasia, Kamis, 15 Mei 2025 00.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kolaborasi Mewujudkan Pariwisata Bertanggung Jawab
Image: Salah satu diskusi panel dalam 'Path to Sustainable Growth'. (The Apurva)

Jakarta - Pelestarian lingkungan yang berkelanjutan menjadi isu bersama dalam beberapa waktu terakhir. Terlebih upaya besar ini bukan tugas satu-dua orang, melainkan tugas bersama semua sektor, termasuk industri.

Menyadari pentingnya kolaborasi tersebut, pertemuan tahunan ‘Path to Sustainable Growth’ kembali digelar. Kali ini, acara tersebut digelar di The Apurva Kempinski Bali pada Kamis (8/5/2025).

Acara ini mempertemukan para ahli dengan tujuan untuk membentuk pariwisata yang bertanggung jawab, inklusif, dan menguntungkan.

Acara ini terdiri dari empat diskusi panel dan dibuka oleh Asisten Deputi Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan di Kementerian Pariwisata, Amnu Fuadiy. 

Dalam sambutannya, Amnu menyoroti dukungan pemerintah dalam mempromosikan pariwisata berkelanjutan melalui lima program prioritas. 

“Lima program itu adalah gerakan pariwisata bersih, praktik digitalisasi, memanfaatkan minat unik sebagai daya tarik utama, acara yang menampilkan warisan budaya Indonesia, dan memperluas jumlah desa wisata,” katanya, Kamis.

Adapun diskusi panel pertama mengusung tema ‘Blueprint for Building Sustainable Destination’, dengan beberapa pembicara seperti Alistair Speirs, Wenda Ramadya Nabiel, dan Jelle Therry.

Diskusi panel kedua mengusung tema ‘The Challenges of Coexistence between Community and Tourism’, ketiga mengusung tema ‘The Importance of Sustainable Hospitality and Biodiversity’.

Sementara diskusi panel terakhir mendiskusikan tema ‘Measuring and Mastering Sustainability’, dengan tiga pembicara, yaitu Shane Dalke, Gayan Wejesiriwardana, dan Desak Intan. 

Sementara itu, General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet menjelaskan, pihaknya sendiri memiliki misi besar yaitu menjadi hotel pertama di Indonesia yang mencapai netralitas karbon.

Perhitungan untuk misi ini mencakup tempat dan akomodasi, makanan dan minuman, dan transportasi, yang menghasilkan total 6.537,75 kg CO2e.

Untuk menetralkan jumlah tersebut, hotel memerlukan kapasitas penyerapan karbon dari 725 pohon bakau atau 98 pohon nangka selama tiga tahun.

“Secara kolektif, kami ingin menjadi contoh dan menginspirasi orang lain untuk mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Vincent.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait